Sukses Jadi Agen PPOB Pakai BukuWarung

BukuWarung, aplikasi pembukuan digital untuk membantu UMKM dalam mengelola usahanya. Beragam layanan BukuWarung mencakup pencatatan transaksi penjualan, pengelolaan stok barang, pembayaran digital serta pencatatan dan tagih utang piutang.

Mudahnya Meneropong Universitas dan Jurusan Impian dengan Aplikasi goKampus

Aplikasi goKampus telah terhubung dengan ratusan universitas swasta dalam & luar negeri. Daftar kuliah jadi lebih mudah dan cepat. Kamu bisa diterima kuliah di universitas dan jurusan favorit hanya dalam waktu 1 jam.

KOCO Schools dan Guru untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia

Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia akan lebih baik jika dimulai dari guru. Di sinilah KOCO Schools hadir sebagai platform mengajar yang bertujuan untuk membantu guru mengelola pembelajaran di sekolah.

Siap Jadi Orang Tua Hebat Bersama Popmama Parenting Academy 2021

Popmama Parenting Academy kembali hadir di tahun 2021 kali ini dengan tema Parents Support Parents. Empat pilar yang akan menjadi fokus utama yaitu Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi dan Kekerasan.

Guruinovatif.id Mitra Guru Untuk Wujudkan Generasi Emas Indonesia

Guruinovatif.id platform online learning bersertifikat yang digagas oleh HAFECS hadir memberikan kemudahan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilannya melalui berbagai program pelatihan dengan trainer guru berpengalaman.


Jul 31, 2025

Di Era AI, YouTuber Harus Naik Level: ASUS Zenbook S 14 OLED, Laptop Canggih untuk Kreator Cerdas



***

"Mereka yang menguasai AI tak butuh kamera mahal, cukup satu laptop dan ide liar, dan dunia pun berubah hanya dengan satu sentuhan"

Ngerasa nggak sih, dunia sekarang kayak di-fast forward? Bukan karena ramalan kiamat ya, tapi kayak teknologi udah minum kopi 3 gelas tiap hari, haha!

Gimana enggak? Rasanya baru aja belajar cara edit video di HP, eh sekarang udah rame orang bikin konten pake AI yang bisa ngedit sendiri.

Mau diakui atau enggak, dunia digital lagi di-upgrade gede-gedean. Dan si dalangnya nggak lain nggak bukan adalah AI.

Kalau dulu AI cuma buat film sci-fi, sekarang malah jadi ‘otak kedua’ di hampir semua aplikasi yang kita pakai.

Diam-diam, AI udah jadi tulang punggung dunia digital yang baru dan kita lagi hidup tepat di tengah-tengah revolusinya.

Di satu sisi, AI adalah alat bantu terbaik yang pernah ada. Di sisi lain, ia membuat seorang YouTuber bertanya:

“Apakah aku masih kreator, atau sekadar operator dari mesin yang lebih pintar dariku?”

Scroll artikel ini sampai akhir, dan mari kita lihat bagaimana ASUS Zenbook S 14 OLED menjawabnya.


 PATMAWATI HASAN : Ustadzah by Day, YouTuber by Passion, Combo Job Title Paling Unexpected Tapi Keren Abis

Aku punya rekan kerja yang beda dari kebanyakan orang. Bukan, bukan karena doi sering bawa bekal terenak se-kantor, tapi beliau ini bisa dibilang seleb, tapi bukan selebgram ya, karena beliau adalah seorang guru pendidikan agama islam… dan juga YouTuber!

Namanya—yang juga jadi nama channel-nya—adalah PATMAWATI HASAN. Simpel, elegan, dan branding-nya langsung nempel di kepala.

Tapi jangan salah sangka dulu. Channel YouTube Ibu Patma bukan berisi ceramah atau konten “tausiyah sambil ngedit”.  

Channel beliau penuh dengan kerajinan tangan super kreatif yang bisa dipakai buat mendukung pembelajaran di sekolah.

Mulai dari cara bikin media belajar yang estetik, sampai prakarya yang bikin anak-anak jadi antusias masuk kelas. Intinya, kontennya tuh kayak: “Belajar bisa serius, tapi juga bisa seru.”

For your information, Ibu Patma udah mulai channel-nya sejak lima tahun lalu. Tapi ya, namanya juga awal-awal, dua tahun pertama tuh rasanya kayak nunggu chat dari gebetan, udah upload, udah share, tapi view-nya gitu-gitu aja.

Capek? Banget.

Sempat pengen nyerah? Iya.

Tapi yang bikin merinding: pas Ibu Patma udah mulai lelah dan pengen berhenti, semesta kayak bilang, “Sabar dikit lagi ya.”

Dan benar aja, pelan-pelan, satu per satu penonton mulai datang, like mulai ketuk notif, komentar positif mulai mengalir, dan... penghasilan pun mulai terasa.

Sekarang, channel PATMAWATI HASAN udah punya lebih dari 100 ribu subscriber! Buat orang lain, mungkin angka segitu belum bikin wow.

Tapi buat kami yang lihat perjuangannya dari nol, rekam pakai HP seadanya, ngedit tengah malam, upload sambil doa, ini adalah pencapaian yang bikin hati meleleh.

Bukan cuma tentang angka, tapi tentang bertahan saat hati pengen menyerah. Dan jujur aja, sekarang tiap lihat silver play button di kamar tidurnya, rasanya Ibu Patma kayak lihat trofi Piala Dunia. 😭🏆

 


Dilema Edu Kreator: Ketika Papan Tulis dan Kamera Sama-Sama Butuh Fokus


Jadi YouTuber tuh kelihatannya seru banget, bisa ngonten sambil ngeluarin sisi kreatif, dikenal banyak orang, bahkan cuan pun ikut mengalir. Hidup kayaknya auto aesthetic gitu, kan?

Tapi tau nggak? Di balik video kece dan konten kreatifnya itu, ada realita yang nggak keangkat di kamera: ngonten sendirian itu berat.

Nggak ada editor, nggak ada tim, cuma ada satu orang—Ibu Patma—yang harus jadi kameramen, kreator, editor, sekaligus motivator buat dirinya sendiri.

Capek? Jelas. Tapi konten tetap harus jalan, meski kadang harus berjuang sambil ngopi tengah malam dan ngomong sama ring light seolah dia ngerti perasaannya.

Di sini aku udah ngumpulin data dari server bawah tanah dan hasilnya: ada tiga masalah utama yang bikin Ibu Patma kadang ngomong “Udah deh, ngonten besok aja…”

  • Multitasking Mode Bikin Overheat Detected
Masalah pertama ada di benturan antara energi dan waktu. Di dunia nyata, otak Ibu Patma udah kerja full load: ngajar, sosialisasi, ngadepin tekanan, semuanya jalan tanpa jeda.

Energi mentalnya terkuras kayak RAM yang udah penuh, sementara waktu emas buat mikir kreatif justru kepakai buat rutinitas utama. Begitu malam datang, tubuh masuk mode low battery dan otak udah minta shutdown.

Hasilnya? Malam yang bakal dikira waktu paling ideal, malah berubah jadi hibernate zone. Otak protes saat diajak mikir, apalagi ngedit konten sampai tengah malam.

Tools lengkap, semangat ada, tapi kalau baterainya udah nyaris habis, ya hasilnya tetap nge-freeze.

  • Gak Punya “Sparing Partner” untuk Evaluasi

Sebagai kreator mode solo player. Semua sistem dijalankan manual: dari mikirin ide, scripting, sampai editing dan upload, semuanya di-handle sendiri.

Gak ada tim produksi, gak ada editor, apalagi feedback system yang bisa bilang, “Ini kontennya udah high quality!” atau, “Coba deh perbaiki bagian ini.”

Aku pernah lihat sendiri, gimana semangat Ibu Patma kadang mentok di kepalanya sendiri. Ide-idenya keren, tapi karena gak ada yang kasih second opinion atau sudut pandang dari orang lain bikin semangat upload-nya jadi nge-drop.

  • Jam Pelajaran vs Jam Upload Berujung Time Overload

Masalah selanjutnya adalah konsistensi, musuh abadi para YouTuber solo. Semua dikerjain sendiri dari A sampai Z. Dan kalau Ibu Patma lagi sakit, sibuk ngajar, atau mood-nya lagi berantakan, yaudah… konten auto libur, kayak sekolah pas banjir.

Padahal, ide-ide kreatifnya tuh bertumpuk, cuma sayangnya nggak ada yang bantu oper. Ditambah algoritma YouTube yang nggak punya empati, kayak robot yang cuma cinta sama kreator rajin upload.

Sekali vakum, langsung ditendang dari beranda.

Aku bisa lihat betapa Ibu Patma pengen konsisten, tapi jujur aja, rasanya kayak disuruh ikut lomba lari, tapi tanpa ada siapa pun yang nyorakin dari pinggir lapangan. Huft…

 

STARGATE: Mega Proyek AI yang Bikin Kreator Digital Bisa Ngonten Lebih Santuy

Udah denger belum soal mega proyek AI yang lagi hype banget?  Namanya Stargate. Kedengerannya kayak judul film Marvel, tapi ini asli nyata, dan isinya chip, bukan superhero.


Proyek Stargate tuh bukan cuma nama yang vibes-nya kayak film sci-fi, tapi beneran mega proyek sultan senilai $500 miliar!

Targetnya? Bikin jaringan data center AI super gede di Amerika selama 4 tahun ke depan.

Dipimpin langsung sama OpenAI dan SoftBank, plus di-support geng elite kayak Microsoft, NVIDIA, Oracle, sampai Arm, semuanya kompak pengen bikin AS jadi bos besar dunia AI.

Mulainya dari Texas. Di sana sekarang lagi dibangun 10 data center jumbo, alias luas banget, bisa gelar konser sambil ngoding.

Nah, kalau udah kelar, tempat ini bakal jadi markas latihan ninja-nya AI, sampai ke Artificial General Intelligence alias AGI.

Buat para kreator digital, ini bukan sekadar update teknologi, ini kayak sinyal dari alam semesta kalau dunia konten bakal naik level!

Bayangin aja, AI sekarang makin ngebut, makin pinter, dan makin gampang dipake. Dari nyari ide, nulis naskah, desain visual, sampai ngedit video.


Dengan adanya proyek-proyek AI raksasa kayak Stargate, dipastikan bakal hadir tools-tools yang makin canggih dan responsif. Auto hidup makin efisien!

Kabar baiknya, dari Texas sampe Abu Dhabi, infrastruktur AI makin siap, jadi siapa pun, termasuk Ibu Patma ataupun kamu yang ngonten dari kamar kos, punya peluang emas buat bersaing global.

Asal… punya senjata andalan kayak ASUS Zenbook S 14 OLED: tipis, cerdas, dan full support AI, bukan laptop yang loading-nya aja udah kayak buffering hidup

 

Kerja Cepat, Konten Hebat: Ini Dia Mesin AI-nya Kreator Masa Kini


Ngonten makin canggih? Pastinya, kalau punya perangkat dengan mesin AI yang ngebut kayak ASUS Zenbook S 14 OLED.

ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8 core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.”

Jadi, laptop ini dibekali NPU (Neural Processing Unit) dengan performa 45+ TOPS! Tapi... apa sih maksudnya?

TOPS itu singkatan dari Tera Operations Per Second, alias seberapa banyak tugas komputasi yang bisa dilakukan chip dalam satu detik.

Nah, 1 TOPS aja udah cepat, bayangin 45+ TOPS! Artinya, laptop ini bisa memproses lebih dari 45 triliun operasi AI per detik.

Ini sih bukan cuma cepat, tapi super kilat.

Lalu peran NPU?

Nah, NPU ini otak khusus untuk nanganin tugas-tugas AI, seperti bikin transkrip otomatis, edit foto pake AI, summarizing video, sampe bantu nulis script.

Dengan NPU, beban kerja nggak numpuk di CPU atau GPU, jadi kerjaan AI bisa jalan mulus tanpa nge-lag.

Hasilnya? Editing, nulis, desain, sampe voice sync makin lancar tanpa bikin laptop ngos-ngosan.

Buat kreator solo kayak Ibu Patma, ini sih ibarat punya asisten pribadi digital yang bisa kerja 24/7 tanpa minta bayaran.

 

Pakai Zenbook S 14 OLED, dari Kelas ke Dunia Maya, Tetap Elegan Tanpa Banyak Gaya

Siapa bilang laptop multitasking harus kelihatan membosankan? ASUS Zenbook S 14 OLED hadir kayak laptop yang habis make over di fashion week!

Warna Zumaia Grey dan Scandinavian White-nya itu loh, bikin aura classy tapi tetap minimalis modern.


Cocok banget buat Ibu Patma yang ingin tetap tampil profesional sebagai guru, tapi juga kece saat bikin konten YouTube.

Tapi jangan cuma fokus sama tampilannya yang cantik, karena Zenbook ini bukan cuma cakep di luar, tapi juga tangguh di dalam.

Casing-nya terbuat dari ceraluminium, bahan futuristik hasil eksperimen selama empat tahun! Bukan cuma kuat, tapi juga lebih ramah lingkungan. Jadi sambil ngonten, Ibu Patma juga bisa ikut berkontribusi buat bumi. Win-win nggak tuh!

Desain premiumnya makin mantap dengan sentuhan teknologi CNC milling, alias proses pemotongan super presisi. Hasilnya? Laptop ini jadi ultra-tipis, ultra-ringan, tapi tetap kokoh dan profesional banget.

Jadi, Ibu Patma bisa bawa ke sekolah, ke kafe, atau bahkan ngonten sambil staycation, tanpa takut laptop ringkih atau berat kayak tugas akhir, haha!

 

Ringan Dibawa, Tangguh di Medan, Baterai Awet Sepanjang Tantangan

Buat Ibu Patma yang aktivitasnya padat merayap kayak jalan protokol di jam pulang kantor, ngajar pagi, ngonten sore, ngedit malam, punya laptop yang gampang dibawa ke mana-mana itu bukan kemewahan, tapi kebutuhan.

Untung ada ASUS Zenbook S 14 OLED, si tipis dan enteng yang bisa masuk tas tanpa drama. Beratnya cuma sekitar 1 kg-an, tipisnya setipis niat diet.

Tapi jangan anggap remeh karena bentuknya ramping. Zenbook ini udah lulus standar militer MIL-STD 810H loh, artinya tahan banting, tahan getar, dan tahan gaya hidup hustle kayak Ibu Patma.

Gak cuma itu, sistem pendinginnya juga smart banget, jadi nggak perlu panik kalau lagi render video panjang atau buka tab sampe 20 biji. Tetap adem, tetap waras.

Dan yang paling epic? Baterainya gila awet, 72 Wh. Dalam pengujian nyata pakai UL Procyon Battery Test, ASUS Zenbook S 14 OLED berhasil unjuk stamina dengan waktu pakai lebih dari 18 jam buat kerjaan kantor, kayak buka-buka aplikasi Office.


Nah, kalau cuma diem aja alias mode idle, laptop ini bisa kuat nyala sampai lebih dari 23 jam. Bener-bener kayak asisten kerja yang nggak gampang ngantuk!

Belum lagi ada fast charging 60% cuma dalam 49 menit. Mau dibawa ngajar, ngonten, atau traveling, laptop ini udah siap tempur.

Port-nya juga lengkap, USB-A, HDMI, Thunderbolt 4, semuanya ada. Jadi nggak perlu repot bawa alat perang tambahan.

Satu laptop, banyak solusi. Love banget nggak sih?

 

Kinerja Mengesankan dalam Desain Menawan, Laptop untuk Ibu Patma yang Serius Berkarya Menembus Awan

Dengan laptop ini, Ibu Patma nggak cuma punya laptop yang tampilannya secantik outfit kondangan, tapi juga sepintar murid ranking satu yang doyan ngebantuin ibu guru di kelas!

ASUS Zenbook S 14 OLED ini dibekali Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V yang punya NPU (Neural Processing Unit) dengan performa ngebut sampai 47 TOPS lengkap dengan Windows 11 Home. Gampangnya, laptop ini bisa mikir ribuan kali lebih cepat dari manusia yang belum ngopi, haha! Laptop ini juga sudah siap jadi panggung buat semua fitur AI kekinian.

Ditambah lagi dengan Intel® AI Boost NPU, proses AI-nya makin kenceng kayak motor drag di jalan sepi. CPU jadi nggak ngos-ngosan, dan kerjaan Ibu Patma dari bikin bahan ajar sampai skrip YouTube bisa kelar tanpa drama.

Urusan visual? Serahkan pada Intel® Arc™ Graphics, tampilan jadi tajam, lembut, dan cinematic. Mau ngedit video, desain thumbnail, atau marathon K-drama, semua jalan mulus kayak jalan tol di pagi hari.

Ditambah sistem audio empat speaker di ASUS Zenbook S 14 OLED, suara keluar langsung bening, bulat, dan cetar kayak sound system di studio mini.

Mau dengerin voice over, backsound video, atau sekadar cek hasil dubbing? Cukup klik play, dan telinga langsung dimanjain, nggak ada drama suara cempreng atau butek.

Penyimpanannya juga nggak main-main. Hingga 1 TB PCIe® 4.0 SSD siap menampung semua video, file mengajar, dan folder-folder misterius berlabel “Jangan Dibuka”.

Plus, dengan RAM LPDDR5X hingga 32 GB, buka banyak aplikasi sekaligus tuh bukan multitasking lagi, tapi udah kayak punya banyak kembaran digital.

Baterainya? Ditenagai baterai berkapasitas tinggi hingga 72 Wh, irit daya tapi tetap powerfull. Cocok buat guru sekaligus kreator yang hidupnya 24/7 on the go.

Masih kurang? Eits, tahan dulu.

Laptop ini sudah siap WiFi 7 (802.11be), jadi nggak ada tuh cerita ngelag pas lagi upload video penting atau lagi rapat daring dengan kepala sekolah.

Dipadukan dengan Bluetooth® 5.4, laptop ini kayak teman nempel terus, nyambung ke gadget apa aja makin stabil, nggak boros daya, dan responsnya cepet.

Desainnya juga udah pakai System-on-Chip (SoC) terbaru, bikin motherboard-nya 27% lebih kecil. Artinya: lebih ringan, lebih tipis, tapi tetap sangar.

Ibu Patma bisa masuk kelas sambil gaya, nongkrong di kafe sambil kerja, bahkan ngetik sambil staycation tanpa takut punggung encok karena bawa laptop berat.



Anti Ngelag, Anti Gerah: Si Zenbook 14 OLED yang Nggak Keringetan Walau Digeber Kerjaan

Laptop jadulku baru buka dua tab aja udah berisik kipasnya kayak mau lepas landas. Auto insecure kalau disandingin sama ASUS Zenbook S 14 OLED.

Buat Ibu Patma yang multitasking-nya level dewa, ngajar sambil ngonten, kadang sambil minum teh tarik, ASUS Zenbook S 14 OLED punya sistem pendingin super canggih yang siap nemenin tanpa bikin drama overheating.

Dibekali kipas ganda alias dual-fan module, laptop ini ibarat punya dua kipas angin mini yang kerja nonstop biar dalemannya tetap adem.

Ditambah lagi ada bi-layer graphite sheet (iya, dua lapis loh!), semacam lapisan ninja yang nyerap panas diam-diam tapi efisien.

Terus ada juga ultra-slim vapor chamber, semacam jalur express buat buang panas biar nggak numpuk di satu titik.

Desain kisi-kisinya pun kece, geometric grille design yang nggak cuma cakep tapi juga bikin udara lancar keluar-masuk.

Intinya si ASUS Zenbook 14 OLED ini kayak temen nongkrong yang kuat begadang, tahan panas, tapi tetap stylish.


Laptop AI Sejuta Fitur, Bikin Hidup Kreator Makin Terstruktur

Bayangin kamu punya laptop yang bukan cuma bisa ngetik dan buka Google, tapi juga punya asisten pribadi digital yang super cerdas.

Nah, itulah ASUS Zenbook S 14 OLED!

Ada tombol Copilot di keyboard, tinggal tekan, dan si AI langsung siap bantuin Ibu Patma mikirin skrip YouTube, materi ajar, sampai ide konten yang out of the box.

Mau buka file tinggal lambaikan tangan ala penyihir? Bisa dong, berkat fitur Smart Gesture. Multitasking? Sekarang bukan drama lagi.

ASUS kayak ngerti banget isi hati kreator solo. Ada ASUS AI Applications yang bisa bantu Ibu Patma dari nulis sampai bikin konten visual.

Mau bikin video auto kece? Ada Video Generator.

Mau atur file yang berserakan? Tinggal buka Media Hub.

Zoom meeting sama wali murid atau collab konten? Tenang, video call-nya udah level sultan, dengan Superior Video Calls, real-time caption, dan background bisa diilangin.

Mau bikin efek blur? Gampang, tinggal klik, bukan pakai feeling.

Laptop ini bukan cuma ngikutin perintah, tapi juga peka banget. Kamera AiSense bisa tahu kapan Ibu Patma lagi ada di depan layar, dan langsung aktif. Pas ditinggal ke dapur buat bikin teh, laptopnya langsung auto-lock.

Jadi aman dari tangan-tangan jahil. Layarnya juga nggak asal terang, karena dilengkapi The Screen That Protects You, biar mata tetap waras meski dikejar deadline atau ngedit sampai jam 2 pagi.

Kalau ASUS Zenbook S 14 OLED ini manusia, mungkin udah bisa jadi bestie-nya Ibu Patma: nggak rewel, ngerti kerjaan, dan selalu siap sedia.

 

Visual Presisi, Mata Tetap Relaksasi: Editing Jadi Meditasi, Data Tetap Privasi

Ngomongin soal layar, ASUS Zenbook S 14 OLED ini kayak definisi “love at first sight” buat Ibu Patma. Gimana nggak, layarnya udah pakai teknologi ASUS Lumina OLED 3K 120Hz yang bukan cuma jernih dan tajam, tapi juga punya akurasi warna luar biasa.

Hasilnya? Warna di layar sama persis kayak kenyataannya. Jadi, saat Ibu Patma utak-atik tone video atau desain thumbnail, nggak ada drama warna berubah pas diunggah.

Dan  yang bikin makin cinta, layarnya juga ramah mata. Udah low blue light certified dan bahkan hardware certified juga. Jadi walau Ibu Patma ngerjain konten sambil maraton kerja dari pagi sampe malam, mata tetap chill, nggak perih, nggak kayak abis ngeliatin mantan bahagia sama orang lain.

Keamanan? Aman dong! ASUS Zenbook S 14 OLED punya fitur Windows Hello dengan kamera inframerah, cukup lirik manja ke layar, laptop langsung unlock sendiri. Kayak punya bodyguard digital yang kenal banget sama wajah Ibu Patma.

Keamanannya juga bukan kaleng-kaleng, karena ada Microsoft Pluton yang jadi penjaga rahasia paling setia. Semua data penting disimpan langsung di otak laptopnya, bukan di tempat yang rawan dibobol.

Mau kerja di sekolah, ngonten di kafe, atau rebahan sambil deadline-an, semuanya bisa sambil tetap feeling safe & productive. Pokoknya, layar Zenbook ini tuh bukan cuma enak diliat, tapi bikin ngedit terasa kayak sesi healing. Multitasking jadi nggak menyiksa, malah bisa jadi me time.

 

Keyboard Ergonomis, Touchpad Futuristis: Produktivitas Tanpa Gangguan

Sebagai guru sekaligus konten kreator, Ibu Patma butuh laptop yang bisa diajak kerja keras tapi tetap nyaman diajak ngetik panjang atau edit kilat.

Nah, ASUS Zenbook S 14 OLED hadir kayak jodoh digital, dengan ErgoSense Keyboard yang bikin ngetik berasa pencet bubble wrap versi premium.

Key cap-nya lebih lega, jarak antar tombolnya 19,05 mm, terus bentuknya melengkung halus biar jari nggak kaget.

Ditambah travel key 1,1 mm dan click-nya udah diatur dengan presisi, jadi ngetik tetap nyaman walau maraton kerja setiap hari.

Keyboard-nya udah keren, touchpad-nya lebih keren lagi. Ultra-halus, senyap, dan anti-sidik jari, jadi walau abis ngemil gorengan, touchpad-nya tetap cling tanpa noda.

Multitasking juga makin gampang: tinggal geser tiga jari buat pindah aplikasi, atau empat jari buat atur desktop. Semua gerakan serasa magic.

Belum cukup? Ada fitur smart gesture juga! Mau atur kecerahan layar? Geser aja. Volume kekencengan? Swipe dikit. Mau majuin atau mundurin video? Sentuh pelan aja.

Semuanya bisa langsung dari touchpad, no drama-drama shortcut atau klik-klik manual.

 

Laptop Tangguh, Bukan Kaleng-Kaleng: Tahan Guncangan, Siap Diajak Perang Konten!

Kalau Ibu Patma tuh manusia super sibuk, maka ASUS Zenbook S 14 OLED adalah laptop yang cocok jadi sidekick sejati, bukan yang baperan, apalagi ringkih kayak hati habis ditinggal pas lagi sayang-sayangnya.

Laptop ini udah lulus tes ketahanan standar militer Amerika, lho, MIL-STD 810H. Gila, bukan cuma tahan kerja lembur, tapi tahan ditempa cobaan hidup juga!

Mau digoyang naik ojek? Tenang, dia udah vibration test. Mau diajak liburan ke tempat tinggi biar bisa healing sambil ngonten? Udah altitude test.

Bahkan kalau Ibu Patma syuting di luar ruangan pas matahari lagi galak-galaknya, ASUS Zenbook S 14 OLED masih santaiberkat high temperature test.

Kebalikannya, kalau ngonten di ruangan AC 16 derajat? Udah tahan dingin juga karena lulus low temperature test.

Dan yang paling penting, kalau lagi sial terus laptop kesenggol cobaan hidup, Laptop ini nggak langsung amnesia. Dia udah lulus shock tes

Jadi kalau jatuh, yang panik mungkin Ibu Patma, tapi laptop-nya? Masih senyum-senyum nyala kayak nggak terjadi apa-apa.

Singkatnya: laptop ini bukan cuma tahan banting, tapi juga tahan guncangan hidup. Udah kayak jodoh ideal, kuat, setia, dan nggak gampang ngambek!

 

Dengan Fitur Cerdas yang Tertata Rapi, Workflow Ibu Patma Makin Terbukti Produktif dan Berseri

Jadi guru sekaligus konten kreator tuh butuh otak encer, waktu lentur, dan... workflow yang nggak bikin stres. Dengan ASUS Zenbook S 14 OLED, laptop yang bisa diset kayak lagi ngatur playlist Spotify: sesuai selera, mood, dan deadline!

Pertama ada MyASUS, aplikasi serbaguna yang rasanya kayak remote control untuk hidup Ibu Patma.

Mau ngatur performa laptop? Cek. Pindah file dari HP ke laptop tanpa kabel kusut? Cek juga. MyASUS ini ibarat manajer pribadi yang nggak pernah cuti.

Terus, kalau ruang kerja visual Ibu Patma udah kayak terminal bus, rame, penuh tab, dan bikin puyeng, muncullah GlideX bak pahlawan layar kedua. Fitur ini bisa sulap HP atau tablet jadi layar tambahan. Mau ngedit video sambil buka naskah pelajaran? Bisa. Mau nonton YouTube sambil ngerjain perangkat pembelajaran? Bisa banget (asal jangan keasyikan nonton aja ya, Buk!).

Nah, biar jendela-jendela kerja nggak saling tabrak-tabrakan kayak di film action, ada ScreenXpert. Tinggal geser dan atur posisi jendela pakai layout yang disuka. Ibarat punya meja kerja digital yang selalu rapi dan serba tertata.

Kesimpulannya? ASUS Zenbook S 14 OLED bukan cuma ngerti kerjaan Ibu Patma, tapi juga ngerti drama di balik layar. Dia bukan laptop biasa, tapi sahabat kerja yang tahu kapan harus serius, kapan harus santai.

 

Siap Menaklukkan Tren: ASUS Zenbook S 14 OLED Support Penuh Aplikasi AI Kekinian

Di era ketika waktu adalah konten dan ide bisa viral dalam hitungan detik, aplikasi editing berbasis AI menjadi senjata rahasia para kreator. Sebut saja Adobe Premiere Pro dan Photoshop, dua software andalan para konten kreator yang kini makin pintar berkat fitur AI generatif Adobe Sensei.

Di Zenbook S 14 OLED, editing video bisa dilakukan dengan lebih smooth berkat prosesor Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V dan layar OLED 3K yang mampu menampilkan warna akurat. Fitur seperti auto reframe, scene edit detection, hingga content-aware fill bikin proses ngedit thumbnail sampai video reels jadi lebih cepat dan minim stres.

Lalu ada juga Canva AI, aplikasi desain berbasis web yang cocok banget buat konten kreator multitugas kayak Ibu Patma. Mau bikin poster, feed Instagram, atau presentasi kelas yang interaktif? Semua bisa dilakukan dengan bantuan AI seperti Magic Design, Text to Image, dan Background Remover. Dipadukan dengan layar OLED yang super tajam, hasil desain bisa langsung terlihat real dan sesuai ekspektasi.

Nah, kalau butuh aplikasi editing video yang cepat, simpel, dan penuh fitur canggih buat konten harian, CapCut wajib banget masuk daftar. Dengan fitur auto captions, AI remove background, voice changer, sampai AI video enhancer, CapCut membuat proses editing jadi lebih efisien dan fun. Dan karena ASUS Zenbook S 14 OLED sudah menyematkan NPU yang canggih, CapCut pun bisa dijalankan dengan makin optimal.

Dengan dukungan sistem operasi Windows 11 dan ekosistem AI yang makin luas, ASUS Zenbook S 14 OLED benar-benar siap jadi pusat kreativitas.


Akhir Kata

Di tengah dunia yang bergerak cepat dan menuntut fleksibilitas tinggi, hadirnya ASUS Zenbook S 14 OLED menjadi jawaban atas kebutuhan para profesional kreatif, termasuk sosok seperti Ibu Patma, seorang pendidik sekaligus kreator konten.

Bagi beliau laptop ini bukan sekadar perangkat kerja, tetapi perpanjangan dari semangat berkarya yang cerdas dan penuh dedikasi.

Layar ASUS Lumina OLED 3K bukan hanya menyajikan akurasi visual yang memukau, tetapi juga menjaga kesehatan mata dalam sesi kerja yang panjang. Desainnya yang ringkas, estetis, dan ringan menjadikannya teman setia yang selalu siap dibawa ke mana pun inspirasi memanggilnya.

Tapi keunggulan Zenbook S 14 OLED tak berhenti di permukaan.

Dengan dukungan performa tinggi dan kehadiran NPU bertenaga hingga 45+ TOPS, laptop ini menghadirkan teknologi AI yang bukan sekadar tren, melainkan revolusi nyata dalam produktivitas.

ASUS Zenbook S 14 OLED adalah simbol dari bagaimana teknologi dapat menyatu harmonis dengan seni dan dedikasi. Bagi mereka yang bekerja dengan hati, mengajar, menginspirasi, mencipta, laptop ini hadir bukan hanya sebagai alat, melainkan sebagai mitra dalam perjalanan berkarya yang lebih berarti.

Karena pada akhirnya, hidup kreatif butuh alat yang suportif. Dan ASUS Zenbook S 14 OLED? Dia bukan cuma memenuhi ekspektasi, dia melampaui.

***

Spesifikasi lengkap ASUS Zenbook S 14 OLED

 


Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog ASUS 45+ TOPS Advanced AI Laptop yang diadakan oleh Travelerian

Sumber :


Continue reading Di Era AI, YouTuber Harus Naik Level: ASUS Zenbook S 14 OLED, Laptop Canggih untuk Kreator Cerdas

Apr 16, 2025

,

Membangun Solidaritas dengan Tajuk Bersaudara Walau Tak Sedarah

***
Ting…

Dering khas aplikasi whatsapp di ponsel saya terdengar. Saya segera menekan icon berwarna hijau itu lalu menemukan obrolan grup yang cukup lama tenggelam kini menempati urutan paling atas. Saya sempat membelalak ketika sebaris ucapan selamat silih berganti membanjiri kolom chat. Dengan perasaan menggebu saya pun turut mengetikkan sebaris kalimat.

“Happy wedding Mini, selamat jadi pemecah rekor pertama squad KKN kita.”

Kabar bahagia datang dari salah satu teman KKN saya yang bernama Fatmieni. Cewek yang paling jago memasak itu rupanya sudah melangsungkan pernikahan. Jelas saja kami semua terkejut, sebab Mini sangat jarang menunjukkan kedekatannya dengan lawan jenis seperti teman-teman yang lain.

Seketika ingatan saya jadi terlempar ke masa-masa KKN. Moment-moment itu masih tersimpan rapi dalam ingatan seiring dengan nama-nama yang sekarang muncul dalam obrolan grup.

Bagaimana tidak? Pernah tinggal dalam satu posko dalam kurun waktu 3 bulan membuat kami hafal kebiasaan aneh masing-masing. Walau singkat dan diawali dengan tidak saling mengenal, namun waktu yang kami lalui bersama benar-benar berhasil meninggalkan kesan magic yang tak terlupakan.

Meski sesekali konflik terjadi dan tidak bisa dihindari, tapi kami selalu mengupayakan solusi agar konflik itu tidak berkepanjangan bak drama yang berjilid-jilid. Setiap akhir pekan kami selalu mengadakan rapat evaluasi, tidak hanya membahas mengenai kegiatan saja, tetapi juga personalitas anggota. Salah satunya dengan cara saling mengeluarkan uneg-uneg satu sama lain. Kritik dan saran pun disampaikan dan diterima secara terbuka sebagai bentuk evaluasi diri. Cara ini rupanya sangat efektif untuk meminimalisir terjadinya konflik internal.

Di dunia perkuliahan, khususnya di kalangan mahasiswa tersisipkan banyak keberagaman. Sebab, mahasiswa tentu tidak hanya berasal dari satu daerah saja, melainkan dari berbagai daerah yang berbeda-beda.

Namun, dunia perkuliahan berhasil memberi kesan tersendiri, selain teman baru, tentunya juga akan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Terlebih ketika menjalani masa KKN seperti yang telah saya lewati. Di mana kegiatan praktik yang satu ini erat kaitannya dengan Tri Dharma perguruan tinggi yang ketiga, yakni pengabdian kepada masyarakat.

Untuk itu, pada kesempatan ini saya akan berbagi cerita tentang semangat  kami dalam membangun solidaritas di masyarakat melalui program-program kerja dengan tajuk “Bersaudara Walau Tak Sedarah.”


Tak Perlu Sedarah untuk Jadi Saudara di Kelurahan Karang Asam Ilir

Karang Asam Ilir merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kota Samarinda. Karang Asam Ilir adalah pemekaran dari Kelurahan Karang Asam setelah berlakunya Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 01 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kelurahan dalam wilayah Kota Samarinda. Di mana Kelurahan Karang Asam dimekarkan menjadi 2 kelurahan yakni Karang Asam Ulu dan Karang Asam Ilir.

Kelurahan Karang Asam Ilir dipimpin oleh Bapak Suwardi, S.Sos. Adapun visi dari kelurahan ini adalah memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas untuk membangun partisipasi masyarakat. Visi tersebut sejalan dengan tema KKN yang kelompok kami angkat yaitu Meningkatkan Solidaritas dengan Tajuk Bersaudara Walau Tak Sedarah.

Kata saudara yang kerap kali kita dengar mungkin selalu mengindikasikan tentang hubungan kekerabatan seperti ayah, ibu, paman, bibi atau hubungan darah lainnya. Namun, dalam hal ini kami bukanlah orang-orang yang sebelumnya saling mengenal, kami bahkan berasal dari pelosok daerah yang berbeda-beda. Tapi kami tak perlu sedarah untuk bisa menjadi saudara. Kami hanya perlu saling menerima, memahami, membantu dan menghormati antar satu sama lain.

Dan bukan hanya kalimat semata, aksi tersebut kami tunjukkan dengan keikutsertaan kami dalam seluruh kegiatan di masyarakat, mulai dari kegiatan rutin seperti posyandu, pengajian, galang dana, peringatan kemerdekaan, dan sebagainya. 

Nah, berikut ini ada beberapa cerita yang bisa saya bagikan untuk kamu. Yuk, simak!


Bimbingan Belajar Gratis untuk Dongkrak Semangat dan Prestasi Belajar yang Optimal

Pendidikan menjadi amat penting bagi setiap orang sebagai bekal untuk tumbuh dan berkembang. Untuk mengoptimalkan kegiatan belajar di sekolah, kami mengadakan kegiatan bimbingan belajar di luar jam sekolah agar anak-anak tersebut dapat mencapai perkembangannya secara maksimal sesuai minat dan bakat yang dimiliki.

Kegiatan bimbingan belajar kami diadakan sebanyak 3 kali dalam seminggu, yakni setiap hari Senin, Rabu dan Jumat dengan durasi maksimal 3 jam per pertemuan. Materi yang diajarkan disesuaikan dengan materi yang anak-anak dapat di sekolah, seperti penjumlahan bilangan, melengkapi dialog, mengajarkan keterampilan membaca, menulis dan berhitung bagi anak yang belum fasih, hingga membantu mengerjakan PR.

Bimbingan belajar gratis ini bertujuan untuk membantu anak-anak dalam memahami pelajaran yang sekiranya belum dimengerti di sekolah, sekaligus menanggapi keluhan para orangtua melihat kondisi anak-anaknya yang kurang semangat dalam belajar.

Pada minggu awal, kegiatan bimbingan belajar yang kami adakan hanya diikuti oleh 10 sampai 15 orang. Namun, dalam waktu singkat antusiasme anak-anak melonjak hingga posko kami tidak lagi cukup untuk menampung jumlah anak-anak yang datang belajar. Kami pun berinisiatif meminjam gedung PAUD yang terletak di samping Kantor Kelurahan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada Bapak Lurah dan Ibu Kepala PAUD.

Beruntung inisiatif kami direspon baik oleh pihak PAUD dan pihak kelurahan. Ibu Suhartini selaku kepala PAUD pun dengan sukarela memberi kami kunci duplikat untuk kami gunakan selama kegiatan belajar berlangsung. 

Selain dari instansi, kami juga menerima respon positif dari penduduk setempat. Sebagai bentuk terimakasih, beberapa warga bahkan kerap memberi kami berbagai makanan pokok, mulai dari makanan ringan, beras, hingga segala jenis sayuran dan ikan. Mengingat sebagian besar penduduk setempat adalah pedagang di Pasar.


Gotong Royong untuk Wujudkan Hidup Sehat dan Keharmonisan Bertetangga

Bisa dibilang gotong royong merupakan salah satu kegiatan yang paling umum dilakukan. Tujuan dasar dari gotong royong itu sendiri sebenarnya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat agar terhindar dari segala macam penyakit. Namun, gotong royong juga bisa menjadi modal untuk mempererat tali persaudaraan, sehingga dapat mencegah terjadinya konflik di masyarakat.

Kegiatan yang satu ini rutin dilakukan setiap hari minggu pagi dan di lokasi yang berbeda-beda setiap minggunya. Kami dan warga setempat selalu siap bertempur dengan membawa berbagai senjata seperti sapu lidi, ember, cangkul dan peralatan lainnya. Mulai dari mencabut rumput, membersihkan selokan, mengangkut sampah ke armada truk hingga gotong royong memperbaiki fasilitas umum.

Melakukan kegiatan gotong royong mungkin terlihat sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat penting karena selain menumbuhkan sikap peduli lingkungan, juga meningkatkan rasa persaudaraan dan keharmonisan di masyarakat. Hal itu terbukti dengan wajah-wajah berseri yang selalu terpancar ketika mereka menyantap teh dan kue usai melakukan kegiatan gotong royong.


Semangat Menuntut Ilmu dari Anak-anak di Pondok Pesantren Ar-Rasyidah

Sebagai anak rantau, kami sudah terlalu terbiasa tinggal berjauhan dan tidak bertemu dengan orangtua dalam waktu yang lama. Termasuk pada hari-hari penting seperti idul adha, natal, maupun hari raya idul fitri. Saya pribadi sih belum pernah merasakan hari raya di tanah rantau, tapi beberapa teman saya mengaku selalu merayakan hari raya di kos atau kontrakan. Mengingat kampung halaman mereka begitu jauh dan tidak bisa ditempuh dalam waktu singkat, seperti Malinau dan Berau. Sehingga mau tak mau harus merayakan hari raya tanpa kehadiran keluarga dan orangtua.

Oleh karenanya, kami sepakat ingin membuat perayaan Idul Adha pada tahun itu terasa lebih spesial dengan merayakan di posko secara bersama-sama. Hingga kemudian kami mendapat undangan dari Pondok Pesantren Ar-rasyidah. Kami diminta bergabung dan turut serta dalam seluruh kegiatan yang mereka lalukan. Dari mulai penyembelihan hewan kurban, pembagian, hingga memasak dan makan malam bersama para santri.

Pondok pesantren Ar-Rasyidah tidak memiliki bangunan bertingkat sebagaimana pondok pesantren yang mungkin sering kita dijumpai. Letaknya sangat terpencil dengan bangunan yang keseluruhannya berdiri di atas rawa. Akses menuju ke Ar-rasyidah hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan sampan. Tapi kendala itu tidak menyurutkan semangat anak-anak di Ar-Rasyidah untuk terus belajar dan berkembang.

Bapak Sarpani selaku pimpinan Ar-rasyidah selalu mengupayakan yang terbaik untuk kemajuan pondok pesantrennya. Beliau mengaku sudah mengajukan beberapa proposal dan tinggal menunggu approvement dari pihak yang bersangkutan. Hingga kabar terakhir yang kami terima akan segera ada pembangunan masjid di pondok pesantren tersebut.

Sebelum kegiatan KKN berakhir, kami juga turut mengajukan proposal ke beberapa toko buku dan alat tulis. Bantuan kami terima berupa meja belajar, al-quran, buku-buku pelajaran, buku cerita dan lain-lain. Harapannya agar anak-anak semakin semangat dalam menuntut ilmu untuk bekal kehidupannya di masa depan.


Donor Darah: Setetes Darah untuk Selamatkan Nyawa dan Membantu Banyak Orang

Kami menggelar kegiatan donor darah melaui kerja sama dengan Unit Donor Darah Palang Merah Indonesi (PMI) Prov. Kalimantan-Timur. Kegiatan ini berawal dari seringnya muncul broadcast di sosial media akan kebutuhan darah bagi pasien di rumah sakit, khususnya korban kecelakaan.

Selain memberikan manfaat kesehatan bagi diri sendiri, aksi kemanusiaan yang satu ini kami laksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap seluruh masyarakat yang membutuhkan bantuan darah. Harapannya setetes darah yang disumbangkan dapat membantu antar sesama dan menyelamatkan nyawa orang lain.

Meski saya akui, kegiatan yang satu ini sangat menguras waktu, tenaga dan pikiran. Di mana kami harus mencocokkan jadwal yang tepat  dengan PMI dan pihak-pihak terkait. Persiapan untuk kegiatan ini pun memakan waktu selama hampir kurang lebih satu bulan, sembari kami juga tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan lain.

Kami mengajukan surat kerja sama kepada satuan Polisi, Brimob, TNI, Pemadam, PLN juga warga setempat. Meski ada beberapa pihak yang menkonfirmasi tidak dapat hadir tapi kami sangat bersyukur karena kegiatan ini pada akhirnya dapat berjalan lancar dan timbal balik positif pun kami terima dari berbagai pihak.


Kegiatan donor darah tersebut dilakukan di kantor kelurahan, dimulai dari pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai. Sebelum melakukan donor darah, para pendonor wajib melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah pendonor tersebut memenuhi persyaratan untuk melakukan donor darah atau tidak. Dan ternyata hampir seluruh peserta memenuhi syarat untuk melakukan donor darah.

Seluruh fasilitas mulai dari meja, kursi, kipas angin hingga kursi lipat sepenuhnya difasilitasi oleh pihak kelurahan dan PMI. Tak hanya itu, kami juga mendapat bantuan berupa bubur kacang hijau dan makanan-makanan tradisional dari beberapa rumah makan untuk diberikan kepada pendonor usai melakukan donor darah.

Segala dukungan dan respon positif yang kami terima sangat lebih dari cukup sebagai bayaran atas seluruh persiapan dan usaha yang kami lakukan. Harapannya sekantong darah yang para pendonor sumbangkan akan memberikan manfaat besar dan membantu banyak orang yang membutuhkan.


Sebagaimana yang telah saya sebutkan sebelumnya, kegiatan KKN erat kaitannya dengan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga dalam kesempatan tersebut kami berusaha mengaplikasikan sekaligus menyumbangkan pengetahuan yang telah kami peroleh untuk membantu masyarakat dalam memecahkan dan meringankan problematika-problematika yang terjadi di masyarakat.

***


Continue reading Membangun Solidaritas dengan Tajuk Bersaudara Walau Tak Sedarah

Mar 29, 2025

Ramadhan Perpisahan


Mika masih berdiri kaku di atas dua kaki yang bergetar sesaat sebelum dinding-dinding kamar yang mulai retak berhasil mengambil alih kesadarannya.

Wajah Mika kian memucat, mendapati kamarnya kini sudah tak lagi berbentuk. Serpihan kaca berserakan di mana-mana, barang-barang berhamburan, belum lagi suara keras benda-benda yang saling berjatuhan seolah berlomba-lomba menimbun lantai kamarnya.

Lalu tiba-tiba Mika memekik saat sebuah lemari tiba-tiba ambruk nyaris menimpa tubuhnya. Menganggap  itu sebuah gertakan untuknya, Mika segera berlari secepat yang ia bisa, menjauhkan diri dari mara bahaya apapun yang berusaha menyerbunya.

Tapi siapa sangka jika keadaan di luar pun tak kalah kacaunya. Getaran hebat di atas tanah yang Mika pijak, membuatnya tak lagi sanggup bergerak meski hanya sekedar mengayunkan kaki.

Gadis yang kini jatuh terduduk itu hanya bisa menjerit histeris di tempatnya.

Dan jeritan keras Mika yang terdengar, sudah cukup membuktikan seberapa besar gadis itu merasa ketakutan. Semakin ketakutan lagi ia dibuatnya saat sebuah pohon besar tiba-tiba saja tumbang. Menimpa tubuhnya sekejab lagi.

Siapapun itu tolong, batinnya berbisik lirih.

Mika hanya berdiam pasrah, tak ada lagi yang bisa gadis itu lakukan selain memejamkan mata dengan kedua tangan membungkus kepala.

***

“SAHUR… SAHUR… SAHUR…”

Mika terbelalak lebar. Birunya langit-langit kamar seketika menjadi penyambut kala ia membuka mata. Napas Mika memburu, jantungnya berdegup kencang. Tanpa diperintah kedua bola mata Mika otomatis berputar memperhatikan sekeliling, memeriksa keseluruhan kamarnya.

Tak ada yang berubah. Semuanya masih sama.

Dilihatnya pintu kamar tertutup. Bingkai-bingkai foto miliknya masih tertempel rapi di dinding. Buku-buku, tas, laptop, sepatu dan semua barang-barang lainnya tetap berada pada tempatnya. Televisi yang lupa ia matikan pun masih menyala dan malah menampilkan tayangan iklan buka lapak kini.

Mika terduduk seiring dengan tarikan napasnya yang kembali normal, tetapi tidak dengan jantungnya yang masih menyisakan degupan-degupan ringan. Mika mengusap wajahnya, menahan kedua telapak tangannya untuk beberapa saat di sana.

Sekali lagi Mika memejamkan mata, hanya untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang terjadi tadi tidak lebih dari sekedar mimpi.

Hanya mimpi.

Tanpa sadar Mika menghembuskan napas lega. Huhh… untung cuma mimpi, batinnya seraya mengelus dada.

Setelah itu Mika mendongak, melihat jam yang tertempel di sudut ruangan. Waktu sudah menunjukkan pukul 3. Pantas saja suara ‘sahur-sahur’ sudah mengudara di mana-mana. Mendengarnya membuat Mika terkekeh kecil.

Sepertinya ia harus mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada suara sahur-sahur. Ahh, ralat! Maksud Mika di sini adalah orang yang mengumandangkannya. Karena jika tidak ada orang itu, mungkin saja Mika sudah tertindas batang pohon saat ini.

Oh ayolah… Siapa pun itu pasti tidak ingin dirinya berubah jadi rempeyek bukan?

Setelah dirasa cukup lama berdiam, Mika segera bangkit dari kasur lalu bergegas ke kamar mandi. Ia membasuh wajahnya dengan air keran hingga berkali-kali, berharap rasa kantuknya hilang, juga bayangan akan mimpi buruknya bisa terhapus. Ck, Mika berdecak. Andai saja menghapus mim-

Eh!

Tunggu… tunggu.

Berbicara tentang mimpi buruknya, kenapa Mika jadi teringat perkataan Elma?

***

Flashback

“Eh, bukber di Masjid enak tau.”

Mika menghentikan aktivitas bermain ponselnya sejenak. Kepalanya menoleh ke samping. “Enak kenapa, Mbar? Banyak makanan, kah, emangnya?” tipikal Mika sekali, tak butuh berbasa-basi dalam hal bertanya.

 “Iya,” Ambar mengangguk. Posisi duduknya yang berada di barisan depan mengharuskannya berbalik untuk bisa menatap Mika. “Sayang banget tau, menunya banyak tapi yang datang cuma sedikit.”

"Masjid mana, sih, Mbar? Kampus kita, kah?” tanya Halim ikut menimpali. Beberapa anak lainnya juga terlihat menyimak percakapan mereka.

 Iya,” lagi-lagi Ambar mengangguk. Perhatian gadis itu kini teralih pada teman-teman sekelasnya. “Makanya kalian juga datang. Kita masih lama loh di sini. Tanggal 14 baru selesai ujian. Lumayan, tuh, buat yang anak kos, bisa sekalian berhemat.”

 Habis makan langsung pulang ngga papa, kah, Mbar?”

Pertanyaan Mika yang kelewat jujur nyatanya mampu mengundang gelak tawa beberapa orang yang mendengarnya.

Saat ini mereka memang sedang berada di kelas. Sembari menunggu dosen untuk mata kuliah berikutnya, merupakan hal yang lumrah jika di sela-sela waktu yang ada mereka gunakan untuk berbincang-bincang ria. Entah itu membahas topik seputar buka bersama atau apapun itu, setidaknya rasa lapar yang mereka rasakan bisa sejenak teralihkan.

“Nggak papa. Terserah kamu aja.”

“Tapi ngga enak, ahh, Mbar, masa habis tarawih langsung pulang,” kekeh Mika pelan sebelum kembali melanjutkan ucapannya. “Aku jarang tarawih. Males. Capek.  Apalagi kalo sebelum tarawih ceramah dulu, aihh… bikin tambah lama.”

“Astagfirullahhalazim.” Elma yang sedari tadi hanya diam menyimak, tiba-tiba menoleh ke arah Mika. “Padahal shalat tarawih itu banyak banget, loh, manfaatnya. Setiap malamnya juga punya keutamaan yang berbeda-beda. Salah satunya bisa diampuni dosa-dosa kita, dosa orangtua kita,” jelasnya. “Makanya sayang banget, kan, kalo dilewatin? Iya kalo ramadhan tahun depan kita masih ada.”

Mika seketika terdiam, tak tau harus merespon seperti apa. Alhasil ia hanya berdeham-dehem pelan lantas kembali menari-narikan dua jempolnnya, berpura-pura sibuk dengan ponsel di genggaman tangan.

                                                                    ***            

“Mbak, Mal,” teriak Mika dari depan pintu kamar. “Mau ke mana? Udah mau berangkat tarawih?” tanyanya.

“Iy-“

Sebelum sempat Mala menyelesaikan ucapannya, Mika sudah lebih memotong. “Tunggu Mba, Mal. Aku ikut. Aku ambil mukena dulu bentar. Bentar aja,” ucap Mika sebelum kemudian menghilang di balik pintu.

Mala, atau yang kerap kali Mika panggil dengan sebutan Mba Mal, merupakan salah satu teman satu kos Mika. Atau sebut saja Mala kakak tingkat. Selain karena usia  mereka yang berbeda dua tahun, tetapi karena memang Mala saat ini sudah menempuh semester 6 kuliahnya, sedangkan Mika masih menginjak di semester 2.

“Udah wudhu belum?” tanya Mala memastikan. Ia menatap Mika yang berlari menghampirinya dengan tergesa-gesa.

“Udah, Mba.”

Mala berdecak. “Pegang!” Ia menyorongkan tas mukena miliknya untuk Mika bawa, lantas kedua tangannya terulur merapikan jilbab yang Mika kenakan agar tidak terkesan asal-asalan saat dilihat. “Ini juga. Tumben-tumbenan mau tarawih, biasanya juga kalo di ajak suka males-malesan,” omelnya pelan.

Meski begitu, tak urung juga Mala tetap menggandeng Mika untuk mempercepat langkahnya. Adzan isya sudah berkumandang di Masjid, seolah memanggil mereka agar datang segera.

***

Hari-hari berikutnya Mika masih menjalani ramadhan seperti biasa. Hanya saja ada yang berbeda dari Mika. Jika di hari-hari sebelumnya ia menjalani puasa hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban, maka tidak lagi untuk saat ini.

Seperti kemarin, Mika mengajak Mba Malanya  untuk menunaikan shalat terawih di Islamic Center.

Mala yang memang sudah tahu seperti apa sosok seorang Mika jelas saja ia terheran-heran. “Tumben? Biasanya juga kamu kalo tarawih hobinya cari masjid yang bacaannya shalatnya cepet selesai.”

Mika sudah jelas mencebikkan bibirnya saat dirinya dikatai seperti, tapi tak lama kemudian gadis itu malah tersenyum lebar. “Ngga papa dong, Mba Mal. Tahun-tahun sebelumnya, kan, aku suka pindah-pindah masjid karena cari yang bacaan shalatnya cepat selesai. Nah, berarti tahun ini aku pindah-pindah masjid karena cari bacaan shalat yang paling sempurna.”

“Kamu loh awal-awal puasa hari itu ngga pernah tarawih.”

Dan Mika berhasil mencebik kembali dibuatnya.

Selain itu, satu hal lagi yang paling Mika ingat. Jika tahun lalu ia semangat sekali menghatamkan Al-Qur’an hingga beberapa kali, maka tahun ini ia akan menjadikan hataman Al-Qurannya sebagai hataman yang paling dipahami dan diamalkan isinya. Meski Mika sendiri tidak yakin apakah ramadhan tahun ini ia bisa menghatamkan Al-Qur’an atau tidak, di bulan ramadhan yang tinggal tersisa beberapa hari lagi.

Sebenarnya bukan tanpa sebab Mika banyak mengalami perubahan seperti ini.

Makanya sayang banget kan kalo dilewatin? Iya kalo ramadhan tahun depan kita masih ada

Tak ada yang tahu jika perkataan Elma hari itu bisa memberikan efek hingga demikian padanya. Awalnya Mika memang hanya mengabaikannya saja, ia tak terlalu memikirkan tentang itu. Tapi jika teringat mimpi buruk yang pernah menimpanya tempo hari, jujur Mika jadi takut sendiri dibuatnya.

Bisa di bilang sejak saat itulah pola pikir Mika akhirnya berubah. Selayaknya kalimat “jika ini ramadhan terakhirku” perasaan seperti itu Mika tanamkan dalam dirinya. Supaya mendorong dirinya untuk terus berbuat baik, banyak melakukan amal-amal soleh, tidak tergoda dengan pikiran apa yang akan dilakukan besok, lusa maupun seterusnya.

Karena terkadang… bayangan akan perpisahan dapat mendorong diri kita untuk menjadi lebih giat, bukan?

Continue reading Ramadhan Perpisahan