Dering khas aplikasi whatsapp di ponsel saya terdengar. Saya segera
menekan icon berwarna hijau itu lalu
menemukan obrolan grup yang cukup lama tenggelam kini menempati urutan paling
atas. Saya sempat membelalak ketika sebaris ucapan selamat silih berganti
membanjiri kolom chat. Dengan perasaan menggebu saya pun turut mengetikkan sebaris
kalimat.
“Happy wedding Mini, selamat
jadi pemecah rekor pertama squad KKN
kita.”
Kabar bahagia datang dari salah satu teman KKN saya yang
bernama Fatmieni. Cewek yang paling jago memasak itu rupanya sudah melangsungkan
pernikahan. Jelas saja kami semua terkejut, sebab Mini sangat jarang
menunjukkan kedekatannya dengan lawan jenis seperti teman-teman yang lain.
Seketika ingatan saya jadi terlempar
ke masa-masa KKN. Moment-moment itu
masih tersimpan rapi dalam ingatan seiring dengan nama-nama yang sekarang
muncul dalam obrolan grup.
Bagaimana tidak? Pernah tinggal dalam satu posko
dalam kurun waktu 3 bulan membuat kami hafal kebiasaan aneh masing-masing. Walau singkat dan diawali dengan tidak saling mengenal, namun waktu yang kami lalui
bersama benar-benar berhasil meninggalkan kesan magic yang tak terlupakan.
Meski sesekali konflik terjadi dan
tidak bisa dihindari, tapi kami selalu mengupayakan solusi agar konflik itu
tidak berkepanjangan bak drama yang berjilid-jilid. Setiap akhir pekan kami selalu
mengadakan rapat evaluasi, tidak hanya membahas mengenai kegiatan saja, tetapi
juga personalitas anggota. Salah satunya dengan cara saling mengeluarkan uneg-uneg satu sama lain. Kritik dan
saran pun disampaikan dan diterima secara terbuka sebagai bentuk evaluasi diri.
Cara ini rupanya sangat efektif untuk meminimalisir terjadinya konflik
internal.
Di dunia perkuliahan, khususnya
di kalangan mahasiswa tersisipkan banyak keberagaman. Sebab, mahasiswa tentu
tidak hanya berasal dari satu daerah saja, melainkan dari berbagai daerah yang
berbeda-beda.
Namun, dunia perkuliahan berhasil
memberi kesan tersendiri, selain teman baru, tentunya juga akan mendapatkan
pengalaman-pengalaman baru. Terlebih ketika menjalani masa KKN seperti yang
telah saya lewati. Di mana kegiatan praktik yang satu ini erat kaitannya dengan
Tri Dharma perguruan tinggi yang ketiga, yakni pengabdian kepada masyarakat.
Untuk itu, pada kesempatan ini saya
akan berbagi cerita tentang semangat
kami dalam membangun solidaritas di masyarakat melalui program-program
kerja dengan tajuk “Bersaudara Walau Tak
Sedarah.”
Tak Perlu Sedarah untuk Jadi Saudara di Kelurahan Karang Asam Ilir
Karang Asam Ilir merupakan salah
satu kelurahan yang ada di Kota Samarinda. Karang Asam Ilir adalah pemekaran
dari Kelurahan Karang Asam setelah berlakunya Peraturan Daerah Kota Samarinda
Nomor 01 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kelurahan dalam wilayah Kota Samarinda. Di
mana Kelurahan Karang Asam dimekarkan menjadi 2 kelurahan yakni Karang Asam Ulu
dan Karang Asam Ilir.
Kelurahan Karang Asam Ilir
dipimpin oleh Bapak Suwardi, S.Sos. Adapun visi dari kelurahan ini adalah
memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas untuk membangun partisipasi
masyarakat. Visi tersebut sejalan dengan tema KKN yang kelompok kami angkat
yaitu Meningkatkan Solidaritas dengan Tajuk Bersaudara Walau Tak Sedarah.
Kata saudara yang kerap kali kita dengar mungkin selalu mengindikasikan tentang hubungan kekerabatan seperti
ayah, ibu, paman, bibi atau hubungan darah lainnya. Namun, dalam hal ini kami
bukanlah orang-orang yang sebelumnya saling mengenal, kami bahkan berasal dari
pelosok daerah yang berbeda-beda. Tapi kami tak perlu sedarah untuk bisa
menjadi saudara. Kami hanya perlu saling menerima, memahami, membantu dan menghormati antar satu sama lain.
Dan bukan hanya kalimat semata, aksi tersebut kami tunjukkan dengan keikutsertaan kami dalam seluruh kegiatan di masyarakat, mulai dari kegiatan rutin seperti posyandu, pengajian, galang dana, peringatan kemerdekaan, dan sebagainya.
Nah, berikut ini ada beberapa cerita
yang bisa saya bagikan untuk kamu. Yuk, simak!
Bimbingan Belajar Gratis untuk Dongkrak Semangat dan Prestasi Belajar yang Optimal
Pendidikan menjadi amat
penting bagi setiap orang sebagai bekal untuk tumbuh dan berkembang. Untuk mengoptimalkan
kegiatan belajar di sekolah, kami mengadakan kegiatan bimbingan belajar di luar
jam sekolah agar anak-anak tersebut dapat mencapai perkembangannya secara
maksimal sesuai minat dan bakat yang dimiliki.
Kegiatan bimbingan belajar kami
diadakan sebanyak 3 kali dalam seminggu, yakni setiap hari Senin, Rabu dan Jumat
dengan durasi maksimal 3 jam per pertemuan. Materi yang diajarkan disesuaikan
dengan materi yang anak-anak dapat di sekolah, seperti penjumlahan bilangan, melengkapi
dialog, mengajarkan keterampilan membaca, menulis dan berhitung bagi anak yang
belum fasih, hingga membantu mengerjakan PR.
Bimbingan belajar gratis ini
bertujuan untuk membantu anak-anak dalam memahami pelajaran yang sekiranya
belum dimengerti di sekolah, sekaligus menanggapi keluhan para orangtua melihat
kondisi anak-anaknya yang kurang semangat dalam belajar.
Pada minggu awal, kegiatan
bimbingan belajar yang kami adakan hanya diikuti oleh 10 sampai 15 orang.
Namun, dalam waktu singkat antusiasme anak-anak melonjak hingga posko kami
tidak lagi cukup untuk menampung jumlah anak-anak yang datang belajar. Kami pun
berinisiatif meminjam gedung PAUD yang terletak di samping Kantor Kelurahan
dengan terlebih dahulu meminta izin kepada Bapak Lurah dan Ibu Kepala PAUD.
Beruntung inisiatif kami direspon baik oleh pihak PAUD dan pihak kelurahan. Ibu Suhartini selaku kepala PAUD pun dengan sukarela memberi kami kunci duplikat untuk kami gunakan selama kegiatan belajar berlangsung.
Selain dari instansi, kami juga menerima respon
positif dari penduduk setempat. Sebagai bentuk terimakasih, beberapa warga bahkan
kerap memberi kami berbagai makanan pokok, mulai dari makanan ringan, beras,
hingga segala jenis sayuran dan ikan. Mengingat sebagian besar penduduk
setempat adalah pedagang di Pasar.
Gotong Royong untuk Wujudkan Hidup Sehat dan Keharmonisan Bertetangga
Bisa dibilang gotong royong
merupakan salah satu kegiatan yang paling umum dilakukan. Tujuan dasar dari
gotong royong itu sendiri sebenarnya untuk menciptakan lingkungan yang bersih
dan sehat agar terhindar dari segala macam penyakit. Namun, gotong royong juga
bisa menjadi modal untuk mempererat tali persaudaraan, sehingga dapat mencegah
terjadinya konflik di masyarakat.
Kegiatan yang satu ini rutin
dilakukan setiap hari minggu pagi dan di lokasi yang berbeda-beda setiap
minggunya. Kami dan warga setempat selalu siap bertempur dengan membawa berbagai
senjata seperti sapu lidi, ember, cangkul dan peralatan lainnya. Mulai dari
mencabut rumput, membersihkan selokan, mengangkut sampah ke armada truk hingga
gotong royong memperbaiki fasilitas umum.
Melakukan kegiatan gotong
royong mungkin terlihat sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat penting
karena selain menumbuhkan sikap peduli lingkungan, juga meningkatkan rasa
persaudaraan dan keharmonisan di masyarakat. Hal itu terbukti dengan wajah-wajah
berseri yang selalu terpancar ketika mereka menyantap teh dan kue usai melakukan
kegiatan gotong royong.
Semangat Menuntut Ilmu dari Anak-anak di Pondok Pesantren Ar-Rasyidah
Sebagai anak rantau, kami
sudah terlalu terbiasa tinggal berjauhan dan tidak bertemu dengan orangtua
dalam waktu yang lama. Termasuk pada hari-hari penting seperti idul adha,
natal, maupun hari raya idul fitri. Saya pribadi sih belum pernah merasakan
hari raya di tanah rantau, tapi beberapa teman saya mengaku selalu merayakan
hari raya di kos atau kontrakan. Mengingat kampung halaman mereka begitu jauh
dan tidak bisa ditempuh dalam waktu singkat, seperti Malinau dan Berau. Sehingga
mau tak mau harus merayakan hari raya tanpa kehadiran keluarga dan orangtua.
Oleh karenanya, kami sepakat ingin membuat perayaan Idul Adha pada tahun itu terasa lebih spesial dengan merayakan
di posko secara bersama-sama. Hingga kemudian kami mendapat undangan dari
Pondok Pesantren Ar-rasyidah. Kami diminta bergabung dan turut serta dalam
seluruh kegiatan yang mereka lalukan. Dari mulai penyembelihan hewan kurban,
pembagian, hingga memasak dan makan malam bersama para santri.
Pondok pesantren Ar-Rasyidah tidak
memiliki bangunan bertingkat sebagaimana pondok pesantren yang mungkin sering kita dijumpai.
Letaknya sangat terpencil dengan bangunan yang keseluruhannya berdiri di atas
rawa. Akses menuju ke Ar-rasyidah hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki
atau menggunakan sampan. Tapi kendala itu tidak menyurutkan semangat anak-anak
di Ar-Rasyidah untuk terus belajar dan berkembang.
Bapak Sarpani selaku
pimpinan Ar-rasyidah selalu mengupayakan yang terbaik untuk kemajuan pondok
pesantrennya. Beliau mengaku sudah mengajukan beberapa proposal dan tinggal
menunggu approvement dari pihak yang
bersangkutan. Hingga kabar terakhir yang kami terima akan segera ada pembangunan
masjid di pondok pesantren tersebut.
Sebelum kegiatan KKN
berakhir, kami juga turut mengajukan proposal ke beberapa toko buku dan alat
tulis. Bantuan kami terima berupa meja belajar, al-quran, buku-buku pelajaran,
buku cerita dan lain-lain. Harapannya agar anak-anak semakin semangat dalam menuntut
ilmu untuk bekal kehidupannya di masa depan.
Donor Darah: Setetes Darah untuk Selamatkan Nyawa dan Membantu Banyak
Orang
Kami menggelar kegiatan
donor darah melaui kerja sama dengan Unit Donor Darah Palang Merah Indonesi
(PMI) Prov. Kalimantan-Timur. Kegiatan ini berawal dari seringnya muncul broadcast di sosial media akan kebutuhan
darah bagi pasien di rumah sakit, khususnya korban kecelakaan.
Selain memberikan manfaat
kesehatan bagi diri sendiri, aksi kemanusiaan yang satu ini kami laksanakan
sebagai bentuk kepedulian terhadap seluruh masyarakat yang membutuhkan bantuan
darah. Harapannya setetes darah yang disumbangkan dapat membantu antar sesama
dan menyelamatkan nyawa orang lain.
Meski saya akui, kegiatan
yang satu ini sangat menguras waktu, tenaga dan pikiran. Di mana kami harus
mencocokkan jadwal yang tepat dengan PMI
dan pihak-pihak terkait. Persiapan untuk kegiatan ini pun memakan waktu selama
hampir kurang lebih satu bulan, sembari kami juga tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan
lain.
Kami mengajukan surat kerja
sama kepada satuan Polisi, Brimob, TNI, Pemadam, PLN juga warga setempat. Meski
ada beberapa pihak yang menkonfirmasi tidak dapat hadir tapi kami sangat
bersyukur karena kegiatan ini pada akhirnya dapat berjalan lancar dan timbal
balik positif pun kami terima dari berbagai pihak.
Kegiatan donor darah tersebut dilakukan di kantor kelurahan, dimulai dari pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai. Sebelum melakukan donor darah, para pendonor wajib melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah pendonor tersebut memenuhi persyaratan untuk melakukan donor darah atau tidak. Dan ternyata hampir seluruh peserta memenuhi syarat untuk melakukan donor darah.
Seluruh fasilitas mulai dari meja, kursi, kipas angin hingga kursi lipat sepenuhnya difasilitasi oleh pihak kelurahan dan PMI. Tak hanya itu, kami juga mendapat bantuan berupa bubur kacang hijau dan makanan-makanan tradisional dari beberapa rumah makan untuk diberikan kepada pendonor usai melakukan donor darah.
Segala dukungan dan respon
positif yang kami terima sangat lebih dari cukup sebagai bayaran atas seluruh
persiapan dan usaha yang kami lakukan. Harapannya sekantong darah yang para
pendonor sumbangkan akan memberikan manfaat besar dan membantu banyak orang
yang membutuhkan.
Sebagaimana yang telah saya sebutkan sebelumnya, kegiatan KKN erat kaitannya dengan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga dalam kesempatan tersebut kami berusaha mengaplikasikan sekaligus menyumbangkan pengetahuan yang telah kami peroleh untuk membantu masyarakat dalam memecahkan dan meringankan problematika-problematika yang terjadi di masyarakat.
***