Apr 16, 2025

,

Membangun Solidaritas dengan Tajuk Bersaudara Walau Tak Sedarah

***
Ting…

Dering khas aplikasi whatsapp di ponsel saya terdengar. Saya segera menekan icon berwarna hijau itu lalu menemukan obrolan grup yang cukup lama tenggelam kini menempati urutan paling atas. Saya sempat membelalak ketika sebaris ucapan selamat silih berganti membanjiri kolom chat. Dengan perasaan menggebu saya pun turut mengetikkan sebaris kalimat.

“Happy wedding Mini, selamat jadi pemecah rekor pertama squad KKN kita.”

Kabar bahagia datang dari salah satu teman KKN saya yang bernama Fatmieni. Cewek yang paling jago memasak itu rupanya sudah melangsungkan pernikahan. Jelas saja kami semua terkejut, sebab Mini sangat jarang menunjukkan kedekatannya dengan lawan jenis seperti teman-teman yang lain.

Seketika ingatan saya jadi terlempar ke masa-masa KKN. Moment-moment itu masih tersimpan rapi dalam ingatan seiring dengan nama-nama yang sekarang muncul dalam obrolan grup.

Bagaimana tidak? Pernah tinggal dalam satu posko dalam kurun waktu 3 bulan membuat kami hafal kebiasaan aneh masing-masing. Walau singkat dan diawali dengan tidak saling mengenal, namun waktu yang kami lalui bersama benar-benar berhasil meninggalkan kesan magic yang tak terlupakan.

Meski sesekali konflik terjadi dan tidak bisa dihindari, tapi kami selalu mengupayakan solusi agar konflik itu tidak berkepanjangan bak drama yang berjilid-jilid. Setiap akhir pekan kami selalu mengadakan rapat evaluasi, tidak hanya membahas mengenai kegiatan saja, tetapi juga personalitas anggota. Salah satunya dengan cara saling mengeluarkan uneg-uneg satu sama lain. Kritik dan saran pun disampaikan dan diterima secara terbuka sebagai bentuk evaluasi diri. Cara ini rupanya sangat efektif untuk meminimalisir terjadinya konflik internal.

Di dunia perkuliahan, khususnya di kalangan mahasiswa tersisipkan banyak keberagaman. Sebab, mahasiswa tentu tidak hanya berasal dari satu daerah saja, melainkan dari berbagai daerah yang berbeda-beda.

Namun, dunia perkuliahan berhasil memberi kesan tersendiri, selain teman baru, tentunya juga akan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Terlebih ketika menjalani masa KKN seperti yang telah saya lewati. Di mana kegiatan praktik yang satu ini erat kaitannya dengan Tri Dharma perguruan tinggi yang ketiga, yakni pengabdian kepada masyarakat.

Untuk itu, pada kesempatan ini saya akan berbagi cerita tentang semangat  kami dalam membangun solidaritas di masyarakat melalui program-program kerja dengan tajuk “Bersaudara Walau Tak Sedarah.”


Tak Perlu Sedarah untuk Jadi Saudara di Kelurahan Karang Asam Ilir

Karang Asam Ilir merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kota Samarinda. Karang Asam Ilir adalah pemekaran dari Kelurahan Karang Asam setelah berlakunya Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 01 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kelurahan dalam wilayah Kota Samarinda. Di mana Kelurahan Karang Asam dimekarkan menjadi 2 kelurahan yakni Karang Asam Ulu dan Karang Asam Ilir.

Kelurahan Karang Asam Ilir dipimpin oleh Bapak Suwardi, S.Sos. Adapun visi dari kelurahan ini adalah memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas untuk membangun partisipasi masyarakat. Visi tersebut sejalan dengan tema KKN yang kelompok kami angkat yaitu Meningkatkan Solidaritas dengan Tajuk Bersaudara Walau Tak Sedarah.

Kata saudara yang kerap kali kita dengar mungkin selalu mengindikasikan tentang hubungan kekerabatan seperti ayah, ibu, paman, bibi atau hubungan darah lainnya. Namun, dalam hal ini kami bukanlah orang-orang yang sebelumnya saling mengenal, kami bahkan berasal dari pelosok daerah yang berbeda-beda. Tapi kami tak perlu sedarah untuk bisa menjadi saudara. Kami hanya perlu saling menerima, memahami, membantu dan menghormati antar satu sama lain.

Dan bukan hanya kalimat semata, aksi tersebut kami tunjukkan dengan keikutsertaan kami dalam seluruh kegiatan di masyarakat, mulai dari kegiatan rutin seperti posyandu, pengajian, galang dana, peringatan kemerdekaan, dan sebagainya. 

Nah, berikut ini ada beberapa cerita yang bisa saya bagikan untuk kamu. Yuk, simak!


Bimbingan Belajar Gratis untuk Dongkrak Semangat dan Prestasi Belajar yang Optimal

Pendidikan menjadi amat penting bagi setiap orang sebagai bekal untuk tumbuh dan berkembang. Untuk mengoptimalkan kegiatan belajar di sekolah, kami mengadakan kegiatan bimbingan belajar di luar jam sekolah agar anak-anak tersebut dapat mencapai perkembangannya secara maksimal sesuai minat dan bakat yang dimiliki.

Kegiatan bimbingan belajar kami diadakan sebanyak 3 kali dalam seminggu, yakni setiap hari Senin, Rabu dan Jumat dengan durasi maksimal 3 jam per pertemuan. Materi yang diajarkan disesuaikan dengan materi yang anak-anak dapat di sekolah, seperti penjumlahan bilangan, melengkapi dialog, mengajarkan keterampilan membaca, menulis dan berhitung bagi anak yang belum fasih, hingga membantu mengerjakan PR.

Bimbingan belajar gratis ini bertujuan untuk membantu anak-anak dalam memahami pelajaran yang sekiranya belum dimengerti di sekolah, sekaligus menanggapi keluhan para orangtua melihat kondisi anak-anaknya yang kurang semangat dalam belajar.

Pada minggu awal, kegiatan bimbingan belajar yang kami adakan hanya diikuti oleh 10 sampai 15 orang. Namun, dalam waktu singkat antusiasme anak-anak melonjak hingga posko kami tidak lagi cukup untuk menampung jumlah anak-anak yang datang belajar. Kami pun berinisiatif meminjam gedung PAUD yang terletak di samping Kantor Kelurahan dengan terlebih dahulu meminta izin kepada Bapak Lurah dan Ibu Kepala PAUD.

Beruntung inisiatif kami direspon baik oleh pihak PAUD dan pihak kelurahan. Ibu Suhartini selaku kepala PAUD pun dengan sukarela memberi kami kunci duplikat untuk kami gunakan selama kegiatan belajar berlangsung. 

Selain dari instansi, kami juga menerima respon positif dari penduduk setempat. Sebagai bentuk terimakasih, beberapa warga bahkan kerap memberi kami berbagai makanan pokok, mulai dari makanan ringan, beras, hingga segala jenis sayuran dan ikan. Mengingat sebagian besar penduduk setempat adalah pedagang di Pasar.


Gotong Royong untuk Wujudkan Hidup Sehat dan Keharmonisan Bertetangga

Bisa dibilang gotong royong merupakan salah satu kegiatan yang paling umum dilakukan. Tujuan dasar dari gotong royong itu sendiri sebenarnya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat agar terhindar dari segala macam penyakit. Namun, gotong royong juga bisa menjadi modal untuk mempererat tali persaudaraan, sehingga dapat mencegah terjadinya konflik di masyarakat.

Kegiatan yang satu ini rutin dilakukan setiap hari minggu pagi dan di lokasi yang berbeda-beda setiap minggunya. Kami dan warga setempat selalu siap bertempur dengan membawa berbagai senjata seperti sapu lidi, ember, cangkul dan peralatan lainnya. Mulai dari mencabut rumput, membersihkan selokan, mengangkut sampah ke armada truk hingga gotong royong memperbaiki fasilitas umum.

Melakukan kegiatan gotong royong mungkin terlihat sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat penting karena selain menumbuhkan sikap peduli lingkungan, juga meningkatkan rasa persaudaraan dan keharmonisan di masyarakat. Hal itu terbukti dengan wajah-wajah berseri yang selalu terpancar ketika mereka menyantap teh dan kue usai melakukan kegiatan gotong royong.


Semangat Menuntut Ilmu dari Anak-anak di Pondok Pesantren Ar-Rasyidah

Sebagai anak rantau, kami sudah terlalu terbiasa tinggal berjauhan dan tidak bertemu dengan orangtua dalam waktu yang lama. Termasuk pada hari-hari penting seperti idul adha, natal, maupun hari raya idul fitri. Saya pribadi sih belum pernah merasakan hari raya di tanah rantau, tapi beberapa teman saya mengaku selalu merayakan hari raya di kos atau kontrakan. Mengingat kampung halaman mereka begitu jauh dan tidak bisa ditempuh dalam waktu singkat, seperti Malinau dan Berau. Sehingga mau tak mau harus merayakan hari raya tanpa kehadiran keluarga dan orangtua.

Oleh karenanya, kami sepakat ingin membuat perayaan Idul Adha pada tahun itu terasa lebih spesial dengan merayakan di posko secara bersama-sama. Hingga kemudian kami mendapat undangan dari Pondok Pesantren Ar-rasyidah. Kami diminta bergabung dan turut serta dalam seluruh kegiatan yang mereka lalukan. Dari mulai penyembelihan hewan kurban, pembagian, hingga memasak dan makan malam bersama para santri.

Pondok pesantren Ar-Rasyidah tidak memiliki bangunan bertingkat sebagaimana pondok pesantren yang mungkin sering kita dijumpai. Letaknya sangat terpencil dengan bangunan yang keseluruhannya berdiri di atas rawa. Akses menuju ke Ar-rasyidah hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan sampan. Tapi kendala itu tidak menyurutkan semangat anak-anak di Ar-Rasyidah untuk terus belajar dan berkembang.

Bapak Sarpani selaku pimpinan Ar-rasyidah selalu mengupayakan yang terbaik untuk kemajuan pondok pesantrennya. Beliau mengaku sudah mengajukan beberapa proposal dan tinggal menunggu approvement dari pihak yang bersangkutan. Hingga kabar terakhir yang kami terima akan segera ada pembangunan masjid di pondok pesantren tersebut.

Sebelum kegiatan KKN berakhir, kami juga turut mengajukan proposal ke beberapa toko buku dan alat tulis. Bantuan kami terima berupa meja belajar, al-quran, buku-buku pelajaran, buku cerita dan lain-lain. Harapannya agar anak-anak semakin semangat dalam menuntut ilmu untuk bekal kehidupannya di masa depan.


Donor Darah: Setetes Darah untuk Selamatkan Nyawa dan Membantu Banyak Orang

Kami menggelar kegiatan donor darah melaui kerja sama dengan Unit Donor Darah Palang Merah Indonesi (PMI) Prov. Kalimantan-Timur. Kegiatan ini berawal dari seringnya muncul broadcast di sosial media akan kebutuhan darah bagi pasien di rumah sakit, khususnya korban kecelakaan.

Selain memberikan manfaat kesehatan bagi diri sendiri, aksi kemanusiaan yang satu ini kami laksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap seluruh masyarakat yang membutuhkan bantuan darah. Harapannya setetes darah yang disumbangkan dapat membantu antar sesama dan menyelamatkan nyawa orang lain.

Meski saya akui, kegiatan yang satu ini sangat menguras waktu, tenaga dan pikiran. Di mana kami harus mencocokkan jadwal yang tepat  dengan PMI dan pihak-pihak terkait. Persiapan untuk kegiatan ini pun memakan waktu selama hampir kurang lebih satu bulan, sembari kami juga tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan lain.

Kami mengajukan surat kerja sama kepada satuan Polisi, Brimob, TNI, Pemadam, PLN juga warga setempat. Meski ada beberapa pihak yang menkonfirmasi tidak dapat hadir tapi kami sangat bersyukur karena kegiatan ini pada akhirnya dapat berjalan lancar dan timbal balik positif pun kami terima dari berbagai pihak.


Kegiatan donor darah tersebut dilakukan di kantor kelurahan, dimulai dari pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai. Sebelum melakukan donor darah, para pendonor wajib melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah pendonor tersebut memenuhi persyaratan untuk melakukan donor darah atau tidak. Dan ternyata hampir seluruh peserta memenuhi syarat untuk melakukan donor darah.

Seluruh fasilitas mulai dari meja, kursi, kipas angin hingga kursi lipat sepenuhnya difasilitasi oleh pihak kelurahan dan PMI. Tak hanya itu, kami juga mendapat bantuan berupa bubur kacang hijau dan makanan-makanan tradisional dari beberapa rumah makan untuk diberikan kepada pendonor usai melakukan donor darah.

Segala dukungan dan respon positif yang kami terima sangat lebih dari cukup sebagai bayaran atas seluruh persiapan dan usaha yang kami lakukan. Harapannya sekantong darah yang para pendonor sumbangkan akan memberikan manfaat besar dan membantu banyak orang yang membutuhkan.


Sebagaimana yang telah saya sebutkan sebelumnya, kegiatan KKN erat kaitannya dengan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga dalam kesempatan tersebut kami berusaha mengaplikasikan sekaligus menyumbangkan pengetahuan yang telah kami peroleh untuk membantu masyarakat dalam memecahkan dan meringankan problematika-problematika yang terjadi di masyarakat.

***