Oct 16, 2024

Menjadi Guru Pembelajar Bersama ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402)

***

Belakangan ini aku masih diresahkan oleh curhatan temanku yang mengaku malas pulang ke kampung halaman karena nggak suka dibanding-bandingkan dengan anak tetangganya.

“Sudah kuliah jauh-jauh, ngabisin banyak biaya, lulus kuliah kok cuma jualan. Anaknya (nama anak tetangga) cuma lulus SMA tapi udah diangkat jadi perangkat desa.”

Sebagai seorang guru SD aku benar-benar merasa resah. Gimana kalau banyak orang tua, terutama di desa, nggak mau menguliahkan anaknya lantaran berpikir lulus SMA aja udah bisa dapat kerjaan bagus.

Memang betul, banyak kisah orang bisa punya karir bagus tanpa pendidikan tinggi, tapi bukan berarti pendidikan tinggi jadi nggak penting. 

Pendidikan tinggi tetap penting karena tujuannya bukan hanya menyoal pekerjaan, melainkan untuk meningkatkan taraf ilmu dan kualitas diri.

Kisah yang paling bisa kita teladani kalau ngomongin soal pentingnya pendidikan tinggi adalah kisah dari Bapak Pendidikan kita yaitu Ki Hadjar Dewantara.


Kamu nggak keberatan kan kalau kita balik ke masa lampau sebentar? Supaya semua orangatau mungkin juga kamu? paham betapa pentingnya pendidikan.

Jadi, Ki Hadjar Dewantara ini adalah anak jenius keturunan bangsawan. Nama lahirnya adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Pada usia 39 tahun beliau mengubah namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara agar lebih bebas untuk dekat dengan rakyat.

Singkat cerita Ki Hadjar Dewantara pernah diasingkan ke Belanda selama 6 tahun lamanya. Tapi tau nggak sih apa yang beliau lakukan selama diasingkan ke Belanda?

Kesempatan diasingkan itu justru dimanfaatkan oleh Ki Hadjar Dewantara untuk belajar dengan sebaik-baiknya.

Bayangin! Orang yang hidup di masa itu, tapi punya semangat tinggi buat belajar.

Di sana Ki Hadjar Dewantara belajar banyak hal, termasuk salah satunya mendalami masalah pendidikan dan pengajaran sampai mendapat gelar Akta Guru Eropa.

Hasil pembelajaran yang beliau rangkum dalam otak jeniusnya tadi, kemudian di bawa pulang ke Tanah Air, lalu dijadikan dasar pendidikan di Taman Siswa yang beliau dirikan, Paguyuban Perkumpulan Selasa Kliwonan dan untuk Indonesia secara keseluruhan dengan semboyan yang sangat kita kenal sampai saat ini.


Perkembangan pendidikan di Indonesia sampai di titik sekarang ini tentu aja nggak lepas dari pengaruh pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Yang mana nilai-nilai pemikirannya banyak diimplementasikan dalam kurikulum pendidikan yang berlaku di Indonesia.


Aku yang berprofesi sebagai guru, walaupun udah lulus kuliah diwajibkan untuk terus belajar, agar bisa memahami tiap perubahan kurikulum baru untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Karena mau sebagus apapun kurikulum yang dikembangkan, kalau gurunya belum mampu mengimplementasikan kurikulum tersebut, otomatis kegiatan belajar mengajar di kelas juga nggak akan bisa berjalan lancar.


Guru yang Berhenti Belajar, Sebaiknya Berhenti Mengajar

Tidak ada kata berhenti belajar dalam kamus seorang guru. Meski sudah berstatus guru profesional dan punya sertifikat profesi sekalipun, seorang guru tetap harus berguru.

Dalam sebuah kelas pelatihan yang aku hadiri beberapa waktu lalu, disampaikan sebuah telaah kritis bahwa guru yang berhenti belajar, sebaiknya berhenti mengajar.

Tapi meski terkesan sarkas, kalimat di atas nggak dilontarkan dengan maksud untuk mendiskreditkan profesi guru.

Sebagai seorang guru aku pun menyadari bahwa aku adalah sumber ilmu pengetahuan bagi siswa-siswiku. Tentu saja aku nggak bisa hanya mengajarkan ilmu pengetahuan dari masa lalu, tetapi juga harus ilmu terbaru.

Sebab, ilmu pengetahuan terus berkembang dari waktu ke waktu. Memilih menjadi seorang guru artinya aku harus siap belajar hal baru dan menguasai beragam keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21.

 

Guru Dituntut Cakap Teknologi, Motivasi atau Tantangan?

Pendidikan abad ke-21 mengalami perubahan yang sangat mencolok dibanding abad sebelumnya. Di mana pembelajaran abad ke-21 menuntut banyak hal dari seorang guru, khususnya dalam hal penguasaan kemampuan dan keterampilan memanfaatkan teknologi.

Terlebih saat badai Covid-19 menaklukkan dunia, kegiatan belajar mengajar jadi nggak bisa dilakukan secara tatap muka, sebagai gantinya harus dilakukan secara daring melalui aplikasi seperti Zoom, Google Meet atau sejenisnya.

Nggak bisa dipungkiri, pada mulanya kegiatan pembelajaran terasa amat sulit dan nggak bisa berjalan efektif.

Selain karena banyaknya wali murid yang kesulitan memahami penggunaan aplikasi belajar, aku juga masih harus menyesuaikan bagaimana menyampaikan materi pembelajaran secara online tapi mudah dimengerti anak-anak.

Sehingga aku yang awalnya membutuhkan laptop hanya untuk menyelesaikan tugas administrasi guru seperti menyusun RPP dan mengolah nilai, sekarang aku jadi membutuhkan laptop untuk melakukan segala hal. Bahkan di saat kegiatan belajar mengajar mulai berangsur normal seperti sekarang

Entah motivasi atau tantangan, aku sendiri bingung menempatkannya. Yang jelas  menguasai teknologi dan memahaminya saat ini adalah sebuah keharusan.

Sebagai guru era digital yang nggak mau ketinggalan zaman dan mampu mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan siswa, aku pun nggak hanya mengikuti pelatihan yang selenggarakan secara offline tetapi juga online seperti yang diadakan oleh Ruang Guru, GuruInovatif.id, maupun platform belajar online lainnya.

Ada beragam topik yang tersedia, tapi yang paling sering aku ikuti adalah topik yang berkaitan dengan pembuatan media pembelajaran berbasis teknologi.

Keberadaan media pembelajaran ini sangat penting dalam aktivitas belajar. Tujuannya untuk meningkatkan minat dan kemudahan memahami materi bagi siswa SD. Kenapa?

Karena anak-anak usia SD belum mampu berpikir abstrak. Sebagai gantinya aku harus memvisualisasikan materi yang aku ajarkan dalam bentuk yang lebih nyata atau konkrit. 

Siapa Bilang Jadi Guru Sekolah Dasar (SD) itu Mudah? Intip Dulu Tantangannya!

Dari mulai kuliah sampai menjadi guru SD, aku masih cukup sering menerima pernyataan yang agak tidak mengenakan seperti di bawah ini.

“Tes masuk PGSD berarti gampang dong, kan materi pelajarannya masih dasar-dasar aja.”

“Kalo PGSD yang dipelajari pelajaran kaya anak-anak SD juga kan? Enak dong. Nggak setres.”

“Gampang ya jadi guru SD pelajarannya masih dasar. Apalagi kalo kelas 1 atau kelas 2, paling mentok-mentok ngitung 1+2.”

Kenyataannya, materi siswa SD nggak sesederhana itu. Belum lagi ditambah guru SD harus menguasai semua mata pelajaran. Rasanya tuh sama kaya aku yang dulu di SMA ambil jurusan IPS tapi disuruh menelan pelajaran IPA juga.

Jadi kalau ada yang berpikir siswa SD belajar 1+2 lantas gurunya juga belajar hal yang sama, maka ini salah besar!

Bukan hanya belajar materi-materi dasarnya aja loh, tapi lebih ke bagaimana aku bisa menanamkan konsep itu kepada siswa yang masih dalam tahap berpikir konkrit.

Ini jelas membutuhkan kreativitas tingkat tinggi. Aku berani bertaruh, kemampuan yang dimiliki guru SD nggak hanya terbatas pada 1 bidang aja, sebab guru SD selalu dituntut untuk jadi serba bisa.

Misalnya, saat mengenalkan materi bangun datar aku bisa jadi tukang bangunan dadakan. Karena agar siswa dapat melihat, menyentuh dan meraba bangun datar secara langsung aku harus membuat media pembelajaran berupa macam-macam bangun datar menggunakan triplek atau bahan sejenisnya, lalu mengecat dengan aneka warna agar lebih menarik.

Aku juga pernah membuat media pembelajaran berupa alarm pendeteksi banjir. Kali ini aku mendadak jadi ahli kelistrikan. Dengan bermodalkan tutorial di Google, aku berhasil merakit baterai, dinamo, lampu, kabel dan bahan-bahan lainnya menjadi sebuah alarm pendeteksi banjir sederhana.

Namun, sejak pasukan Covid berhasil menguasai Indonesia, aku berganti dituntut untuk jago membuat media pembelajaran berbasis teknologi. Konten pembelajarannya harus dibuat semenarik mungkin dengan menggabungkan teks, gambar, animasi, video, audio dan sejenisnya.

Karena nggak cuma kebermanfaatannya, media pembelajaran yang dibuat untuk siswa SD juga harus memperhatikan visualisasi yang menarik

Untuk membuatnya aku memanfaatkan aplikasi-aplikasi seperti Swish Max, Macromedia Flash Player dan Adobe After Effect. Aplikasi-aplikasi itu nggak aku install secara bersamaan ya. Soalnya laptopku nggak mendukung kalau dipaksa untuk menampung mereka semua. Hehehe.

Di bawah ini contoh media pembelajaran interaktif yang pernah aku buat menggunakan Swishmax. Selain Swishmax aku juga pakai bantuan Photoshop, tapi hanya untuk mengubah posisi kaki dan kepala si kucing.

Sorry, ya, kalo kelihatannya masih kaku, hehehe.

Selain aplikasi kelas berat seperti yang aku sebutkan sebelumnya, ada juga beberapa media ajar interaktif yang aku buat dengan hanya bermodalkan Ms. Power Point. Salah satu contohnya aku tampilkan dalam video di bawah ini.

Bikin media ajar interaktif lewat Ms. Power Point jadi tantangan tersendiri karena fitur-fiturnya yang sangat terbatas.

Banyak juga yang bertanya-tanya, pakai Ms. Power Point tapi kok tampilannya bisa kaya aplikasi gitu?

Tahu nggak? Rahasianya itu terletak pada bagaimana aku menyusun rangkaian animasi agar bisa muncul dan menghilang sesuai waktu yang diinginkan.

Perhatikan kotak berwarna ungu.

So, gimana? Kalau masih ada yang bilang jadi guru SD itu gampang karena berpikir cuma belajar 1+2, mohon direnungkan kembali ya.

Karena selain tantangan menghandel siswa SD yang lebih sulit diatur dibanding anak dewasa, aku juga harus melek teknologi agar bisa berkreasi membuat media pembelajaran digital yang mampu meningkatkan minat belajar dan menarik perhatian siswa.

Tentu saja aku butuh laptop yang memadai untuk mengerjakan semua itu.

Menemukan Laptop Serba Bisa yang Seorang Guru Butuhkan

Saat ini sudah banyak bermunculan aplikasi-aplikasi dengan versi terbaru yang dapat dimanfaatkan untuk membuat media pembelajaran. Namun aku masih bertahan menggunakan aplikasi lama yang tidak membutuhkan banyak ruang penyimpanan.

Kalau ditanya, ya sebenarnya aku ingin sekali mengupgrade aplikasi yang aku gunakan untuk membuat media pembelajaran saat ini dengan yang lebih canggih.

Aku sudah pernah mencoba menginstall aplikasi Adobe Animation, sayangnya laptopku nggak kompatibel karena aplikasi Adobe Animation hanya bisa diinstall pada windows dengan sistem operasi 64-bit, sementara laptopku hanya 32-bit.

Dulu penggunaan perangkat teknologi belum semasif sekarang. Ketika kuliah dan ditanya ingin laptop seperti apa aku hanya bilang: yang murah aja, yang penting bisa dipakai untuk mengetik. Aku sama sekali nggak berpikir kalau dunia bakal berubah sedrastis ini.

Dan kalau sekarang kembali ditanya ingin laptop seperti apa, maka aku sangat membutuhkan laptop yang mendukung aktivitas belajar dan bekerja.

Dan... kriteria laptop yang aku butuhkan di atas akhirnya dijawab oleh ASUS dalam wujud ASUS ExpertBook B3 Flip. Laptop yang baru aja dirilis pada Juni 2022 ini dibuat untuk mendukung aktivitas belajar dan bekerja di era new normal.

Sebagai perusahaan terbaik dan terkemuka, ASUS memang nggak pernah berhenti berinovasi dengan selalu berupaya menghadirkan laptop yang sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan konsumennya.

Kira-kira gimana jadinya ya kalau aktivitas belajar dan mengajarku didukung sama ASUS ExpertBook B3 Flip?

Yuk, intip sama-sama.

 

Kencang dan Andal, Partner Sempurna untuk Mendukung Aktivitas Belajar dan Bekerja

ASUS ExpertBook B3 Flip adalah partner yang sempurna untuk mendukung berbagai aktivitas di era new normal.

Nggak hanya melancarkan aktivitas belajar, tugas-tugas pekerjaan pun bakal lebih ringan, mudah dan cepat terselesaikan karena Laptop Bisnis ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) sudah diperkuat oleh prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® Xᵉ graphics yang diklaim punya performa olah grafis yang jauh lebih kencang dibanding pendahulunya.

Dengan spesifikasi ini pasti mendukung banget kalau digunakan untuk mengolah media pembelajaran interaktif. Juga nggak perlu takut mendadak lemot walau dipakai membuka banyak jendela windows sekaligus, karena ASUS ExpertBook B3 Flip sudah dibekali dengan memori DDR4 berkapasitas 16GB yang masih bisa diupgrade hingga 48GB. Lapang banget kan?

Apalagi ditambah dengan penyimpanan berupa SSD berjenis M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 yang berkapasitas hingga 1TB dijamin membuat performa ASUS ExpertBook B3 Flip makin wes hewes-hewes… Bablassss.

Ketangguhan Tingkat Dewa, Aman Dibawa ke Mana Aja

Setelah dimanjakan dengan  performa yang mumpuni, memiliki ASUS ExpertBook B3 Flip juga akan dilingkupi rasa aman ketika bepergian dengan membawa laptop tanpa perlu khawatir terjadi kerusakan akibat benturan maupun guncangan sehari-hari.

Tahu sendiri kan? Kondisi jalan tuh nggak ada yang semulus benang sutra. Setiap pengendara harus siap menghadapi berbagai jenis tikungan, gundukan, lubang, polisi tidur dan sebagainya.

Namun, itu bukan masalah bagi pengguna ASUS ExpertBook B3 Flip, karena laptop ini udah melalui berbagai proses pengujian ekstrem. Nggak tanggung-tanggung ASUS ExpertBook B3 Flip udah mengantongi sertifikasi lolos uji ketahanan berstandar militer AS (MIL STD-810H).

Berbagai pengujian ektrim yang udah dilalui meliputi:

  1. Uji temperatur tinggi pada suhu 32 oC – 49 oC selama 3 hari penuh dalam kondisi laptop menyala
  2. Uji temperatur rendah pada suhu -21 oC – 32 oC selama 3 hari penuh juga dalam kondisi laptop menyala
  3. Uji kejutan temperatur pada suhu -51 oC – 71 oC dengan waktu transisi hanya 1 menit
  4. Uji kelembapan temperatur pada suhu 30 oC dan 60 oC selama 10 hari pada kelembapan relatif 95%
  5. Uji ketinggian hingga 15.000 kaki dengan suhu antara 5 oC – 40 oC untuk mensimulasikan tekanan dan ketahanan suhu
  6. Uji ketahanan terhadap pasir dan debu pada suhu antara 25±2 oC – 60±2 oC dengan kepadatan debu sampai 10±7 g/m3 selama 12 jam
  7. Uji vibrasi dengan getaran fisik sebesar 10 – 500Hz  ke segala arah selama 1 jam penuh
  8. Uji jatuh dari ketinggian 122 cm sebanyak 26 kali
  9. Uji kejutan menahan total hingga 18 sumbu dan arah guncangan gravitasi

Dan nggak hanya melewati pengujian dengan standar militer AS, ASUS ExpertBook B3 Flip juga harus melalui berbagai tes internal yang nggak kalah ketat, seperti siklus buka tutup hingga 30.000 kali, siklus uji port hingga 15.000 kali, tekanan sebesar 25 kg dan dijatuhkan dari ketinggian 120 cm seperti kecelakaan meja dalam kondisi laptop menyala.

Melihat betapa ketatnya quality control yang dilalui ASUS ExpertBook B3 Flip, aku jadi nggak merasa khawatir lagi kalau harus mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan di luar kota.

Menurutku ASUS ExpertBook B3 Flip adalah definisi laptop yang benar-benar dirancang dengan ketangguhan luar biasa agar mampu bertahan di kondisi apapun. Laptop ini didesain dengan konstruksi yang sangat kokoh.  Memiliki braket keyboard internal, braket baja pada port I/O, dan lapisan kedap air untuk mengatasi tumpahan cairan pada keyboard  hingga 300 cc.



Produktif di Mana Saja Tanpa Khawatir Kehabisan Baterai dan Koneksi Internet Tidak Stabil

Selain laptop dengan kinerja yang andal, hal nggak kalah penting yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas belajar dan bekerja meski dipisahkan jarak adalah koneksi internet yang kencang dan stabil.

Nah, untuk menyokong kelancaran dua aktivitas tersebut, ASUS ExpertBook B3 Flip menawarkan WiFi 6 dengan teknologi ASUS WiFi Master yang menjamin koneksi WiFi bakal jauh lebih kencang dari yang dibayangkan.

Lalu saat bepergian jauh dan terputus dari jangkauan WiFi—mengingat  jaringan WiFi punya batas jangkauan—aku  bisa mengandalkan konektivitas 4G LTE di manapun berada. Ini fitur yang menarik banget. Nggak kalah keren dari smartphone, ASUS ExpertBook B3 Flip secara otomatis bakal terhubung ke jaringan internet setelah dipasangkan kartu SIM aktif yang udah diisi pulsa atau kuota.

Dan seolah mendukung impian sang guru pembelajar yang membutuhkan laptop yang mampu bertahan hingga berjam-jam, ASUS ExpertBook B3 Flip dibekali dengan baterai berkapasitas 50WHrs. Sehingga aktivitas belajar dan bekerja bisa dilakukan sampai tuntas kapan aja dan di mana aja tanpa harus mikir cari colokan sana sini.

Kalaupun lupa isi daya lalu kehabisan baterai pun nggak perlu khawatir, karena ASUS ExpertBook B3 Flip udah mengantisipasi hal itu dengan menanamkan port Thunderbolt 4 USB Type-C, sehingga pengisian daya bisa dilakukan melalui powerbank ataupun adapter yang biasa dipakai untuk mengisi daya baterai ponsel.

Didukung juga dengan bodynya yang nggak terlalu berat yaitu 1.61 kg serta ukuran dimensi 32.90 x 22.39 x 1.92 ~ 1.95 cm membuat ASUS ExpertBook B3 Flip nyaman kalau aku bawa bolak-balik dari rumah ke sekolah ataupun menghadiri pelatihan jika sedang ada jadwal pelatihan. Nggak sampai bikin punggung encok!

Fleksibel dan Praktis, Bisa Digunakan dalam Mode Apapun Sesuai Kebutuhan

Punya laptop yang bodynya dapat diputar 360o dan layarnya bisa disentuh pakai jari rasanya itu kaya lagi dimanja sama orang yang dicinta.

Dan sebagai perangkat pendukung yang menyandang gelar favorit, beginilah ASUS ExpertBook B3 Flip memanjakan pemiliknya. Dengan desain convertible dan dukungan touch screen, ASUS ExpertBook B3 Flip benar-benar menawarkan pengalaman terbaik saat belajar dan bekerja.

Berkat engsel 360o nya, laptop ini dapat diposisikan dengan berbagai skenario penggunaan. Mulai dari mode berdiri, mode tenda dan mode tablet bebas dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan. 

Misalnya, mode tablet akan sangat membantuku dalam menjelaskan materi yang sulit dimengerti oleh anak-anak. Agar lebih mudah dipahami aku bisa menerangkan materi secara perlahan sambil menggambar sketsa di layar menggunakan stylus opsional.

Stylus ini tersimpan di tempat khusus pada body laptop untuk mengurangi kemungkinan risiko kehilangan. Nah, saat sedang disimpan pada tempatnya, maka secara otomatis stylus akan melakukan pengisian daya. Tahu nggak? Hanya dengan pengisian daya selama 15 detik, stylus bisa digunakan sampai 45 menit loh.

Dukungan Dual Camera dan Sejumlah Fitur Cerdas, Sukseskan Pembelajaran dan Konferensi Jarak Jauh

Belajar dan bekerja secara hybrid yang dulunya dianggap tantangan kini justru jadi kemudahan berkat semakin canggihnya perangkat teknologi. Nggak main-main, ASUS ExpertBook B3 Flip bahkan menawarkan dual camera beresolusi tinggi.

Satu adalah webcam standar beresolusi 720p HD yang menghadap pengguna, paling cocok digunakan untuk pembelajaran maupun konferensi jarak jauh. Dan satu lagi adalah kamera beresolusi tinggi 13 MP yang terletak tepat di atas keyboard. Ini adalah posisi ideal untuk mengambil foto ataupun video dalam mode tenda dan tablet.

Pertemuan daring di kondisi minim cahaya pun nggak jadi masalah, sebab ASUS ExpertBook B3 Flip juga menyematkan Teknologi 3D noise-reduction (3DNR) yang sanggup mengurangi noise acak yang mempengaruhi kamera secara alami hingga 94% tanpa mengorbankan tingkat eksposur atau detailnya.

Dan nggak hanya dukungan dual camera yang memungkinkan banyak tugas dapat terselesaikan dengan lebih efisien, pembelajaran dan konferensi jarak jauh juga bisa lebih dimaksimalkan lagi berkat tersematnya fitur two-way AI noise-canceling audio.

Sesuai dengan namanya, fitur ini sanggup meredam suara bising dari dua arah sekaligus, yaitu suara bising di sekitar mikrofon (upstream) dan suara bising dari lawan bicara (downstream). Sehingga suara yang dihasilkan akan lebih jernih meskipun area sekitar sedang bising. Nggak lupa dilengkapi dengan fitur Microphone mute key, audio pun bisa dinonaktifkan hanya dengan satu kali ketukan.

Ada juga fitur tambahan lain berupa lampu LED kecil dan terang di bagian sampul atas ASUS ExpertBook B3 Flip yang akan menyala secara otomatis saat laptop sedang digunakan untuk melakukan pembelajaran online. Dengan status indikator LED ini, orang lain yang mencoba menghubungi akan tau kalau aku lagi nggak bisa diganggu.

Laptop dengan Perlindungan Menyeluruh, Nyaman Digunakan dan Aman untuk Kesehatan

Saat ini, berada di depan laptop seharian sudah jadi rutinitas sehari-hari. Tentu saja kebiasaan ini bisa mengganggu kesehatan mata. Kalau hanya mata lelah sih masih bisa diistirahatkan sejenak, tapi kalau udah sampai pada tahap ekstrem seperti minus, risikonya hampir nggak bisa disembuhkan. Kabar buruknya kondisi mataku saat ini nggak hanya minus tapi juga silinder.

Maka dari itu, aku butuh laptop seperti ASUS ExpertBook B3 Flip yang layarnya sudah dilengkapi dengan Eye Care tersertifikasi TÜV Rheinland. Di mana teknologi ini mampu mengurangi paparan radiasi sinar biru yang membahayakan kesehatan mata secara drastis.

Seperti yang kita tau, paparan sinar biru yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai gangguan mata. Paling sederhananya mata berubah kemerahan dan pedih. Kalau sudah begini biasanya bakal berakhir dikucek-kucek dengan jari, berharap rasa pedihnya bisa segera hilang.

Disadari atau tidak, kebiasaan ini juga sama bahayanya loh. Apalagi jari-jari yang dipakai mengucek mata tadi habis digunakan menekan tuts keyboard, tempat yang berpotensi ditumbuhi ribuan bakteri berbahaya.

Namun, pengguna ASUS ExpertBook B3 Flip lagi-lagi bisa merasa jauh lebih tenang karena permukaan laptop mulai dari keyboard, touchpad, dan palm rest telah dilindungi oleh ASUS Antibacterial Guard dengan standar ISO 22196 yang diklaim mampu menghambat laju pertumbuhan bakteri lebih dari 99% selama 24 jam.

Permukaan tersebut dapat dibersihkan dan dilap dengan aman menggunakan air asam hipoklorit atau alkohol dari botol semprot hingga 3 cc untuk memastikan permukaan ASUS ExpertBook B3 Flip tetap higienis.

Dibekali Keamanan Ketat untuk Menjaga Kerahasiaan Data dan Mencegah Tindak Kejahatan

Data yang tersimpan di laptop boleh dikatakan jauh lebih bernilai daripada laptop itu sendiri. Itulah mengapa ASUS ExpertBook B3 Flip memiliki sistem keamanan yang ketat. Tujuannya untuk melindungi data pribadi dan informasi-informasi penting yang tersimpan di dalamnya.

Untuk memastikan nggak ada orang lain yang bisa mengakses laptop tanpa izin, ASUS ExpertBook B3 Flip sudah menyematkan fitur finger print sensor yang tertanam di tombol daya. Fitur ini berfungsi untuk membaca sidik jari pemiliknya. Jadi, untuk mengakses laptop ini nggak perlu lagi mengetikkan kata sandi yang berpotensi diintip oleh orang lain.

Begitupun ketika sedang tidak menggunakan kamera, pengguna nggak perlu was-was ada pengintip yang menyusup diam-diam karena ExpertBook B3 Flip memiliki perisai yang dapat digeser ke posisi terbuka jika hendak menggunakan kamera dan kembali menutupnya setelah selesai.

Sementara untuk mengamankan data dari kejahatan siber, ASUS ExpertBook B3 Flip dibekali fitur enkripsi berupa chip TPM (Trusted Platform Module). Chip TMP 2.0 yang tersemat pada ASUS ExpertBook B3 Flip ini berfungsi melakukan proteksi terhadap data-data penting pengguna.

Data yang sudah dienkripsi nggak akan mudah dibobol oleh siapapun. Jadi, semisal tiba-tiba laptop hilang dibawa kabur pencuri, lalu pencuri tersebut mencoba membongkar kepingan SSD untuk dipasang di laptop lain, maka data-data di dalamnya nggak akan bisa terbaca karena SSD tersebut hanya bisa berfungsi di satu laptop saja.

Namun, kejadian pencurian ini sangat minim bahkan hampir nggak mungkin terjadi pada ASUS ExpertBook B3 Flip karena laptop ini punya keamanan tambahan lain berupa slot kunci Kensington. Bentuknya menyerupai kawat atau kabel, digunakan untuk mengunci laptop dengan cara ditautkan ke benda lain sehingga membuat laptop tidak bisa dibawa kabur pencuri.

Laptop dengan keamanan berlapis-lapis inilah yang sangat dibutuhkan oleh seorang guru untuk melindungi data-data penting, seperti soal ulangan/ujian, nilai hasil belajar siswa, data pribadi siswa, data orang tua siswa dan sebagainya agar nggak disalahgunakan oleh orang-orang yang nggak bertanggung jawab.

Dukungan Sejumlah Fitur Menarik untuk Menciptakan Pengalaman Mengetik Terbaik

Banyak yang mengira jadi guru itu enak karena bisa pulang lebih cepat dibanding profesi lain. Sayangnya nggak banyak yang tau kalau di balik layar guru masih punya setumpuk tugas yang menyita waktu.

Oleh karenanya, aku membutuhkan laptop yang dapat memberikan service terbaik untuk meringankan tugas-tugas pekerjaan, salah satunya dalam urusan ketik-mengetik.

Dan seolah menjawab tantangan tersebut, ASUS ExpertBook B3 Flip menawarkan sejumlah fitur menarik. Untuk kemudahan mengolah angka, sudah disiapkan fitur NumberPad 2.0 yang dapat mengubah touchpad menjadi numpad hanya dengan satu sentuhan. Dengan fitur cerdas ini aku juga tetap bisa mengontrol kursor bahkan saat NumberPad 2.0 diaktifkan.

Dilengkapi juga dengan Backlit Keyboard, sehingga tugas-tugas pekerjaan bisa dikerjakan di mana saja dan kapan saja dalam kondisi minim cahaya hingga mati lampu sekalipun. Bahkan ketika ingin melakukan  screenshot, mengaktifkan webcam, mematikan mikrofon dan beberapa tugas lainnya bisa dilakukan hanya dengan menekan tombol fungsi.

Konektivitas Lengkap untuk Terhubung dengan Berbagai Perangkat Eksternal

Sebagai laptop yang dirancang untuk memberikan kinerja terbaik, ASUS ExpertBook B3 Flip telah dibekali dengan port O/I (Output/Input) yang lengkap untuk terhubung dengan berbagai perangkat eksternal.

Ada 2 port Thunderbolt 4 USB Type-C yang mendukung teknologi USB power delivery sehingga pengisian dayanya bisa dilakukan melalui adapter yang sangat ringkas. Hal itu mempengaruhi kecepatan transfer data laptop ini hingga mencapai 40 Gbps, output tampilan 4K, dan pengisian cepat.

Di laptop ini juga ada port USB Type-A dan output HDMI. Disertakan juga Kensington lock slack untuk mengunci laptop agar tidak dicuri. Serta tidak ketinggalan Audio Combo Jack, kartu microSD dan nano SIM combo.

Jumlah port menjadi satu dari sekian hal yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli laptop. Walaupun tidak semuanya digunakan setiap hari, port-port ini harus dipastikan lengkap untuk memaksimalkan fungsinya.

Makin Produktif Berkat Serangkaian Fitur Link to MyASUS

MyASUS adalah aplikasi multi fungsi yang secara default sudah terinstal di semua laptop ASUS. Nah, untuk meningkatkan produktivitas ada Fitur Link to MyASUS yang siap diandalkan di berbagai kesempatan.

Fitur Link to MyASUS mampu mengintegrasikan PC ASUS dengan perangkat smartphone. Dengan fitur ini, berbagi berkas dari laptop ke smartphone bisa dilakukan dalam waktu sekejab, mulai dari foto, video, maupun tugas-tugas pekerjaan seperti RPP dan Silabus pembelajaran.

Nggak hanya berbagi berkas, berbagi URL lewat Link to MyASUS juga jadi lebih mudah dilakukan. Ini sangat bermanfaat saat aku akan mengadakan pembelajaran online.

Bahkan ketika sedang berada di luar, aku masih bisa mengakses berkas-berkas yang tersimpan di PC ASUS lewat ponsel. Jadi semisal ada guru lain yang meminta contoh lembar penilaian, aku bisa mengirimkannya dengan segera.

Untuk detail lengkap tentang apa saja yang bisa dilakukan lewat Link to MyASUS bisa dilihat pada video di bawah ini.


Layanan Garansi Istimewa

ASUS ExpertBook B3 Flip masuk sebagai salah satu jajaran laptop bisnis, sehingga service yang diterima tergolong istimewa.

Selain memiliki garansi selama 2 tahun, ASUS juga akan memberikan ADP (Accidental Damage Protection) yaitu layanan perbaikan tanpa biaya tambahan akibat kecelakaan tidak disengaja. Layanan ini bisa diklaim sebanyak 1 kali selama layanan masih berlaku.

Nah, saat hendak melakukan perbaikan, ASUS telah menyiapkan layanan penjemputan unit laptop yang akan diservis. Begitupun ketika telah selesai diperbaiki, teknisi akan kembali mengantarkan unit laptop tersebut ke rumah.

Belum lagi ditambah dengan garansi internasional yang berlaku selama 3 tahun yang mencakup lebih dari 50 negara. Dengan berbagai layanan garansi tersebut, tentu akan memberikan banyak kemudahan dan keuntungan selama penggunaan laptop.



Laptop yang Tepat untuk Mewujudkan Misiku sebagai Guru Pembelajar

Aku pertama kali membeli laptop ASUS pada waktu diterima kuliah tahun 2014. Alasan kenapa aku memilih brand ASUS bermula saat ada yang bilang: banyak variasi laptop ASUS yang harganya murah, tapi kualitasnya juara.

Dan benar aja, laptop yang aku beli pada saat itu masih bisa aku gunakan sampai sekarang, hal yang kemudian membuat aku jatuh cinta dengan ASUS. 

Jika diberi kesempatan memiliki laptop baru, aku akan memilih laptop yang paling sesuai dengan kebutuhanku saat ini, yaitu ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402).

Laptop ini sangat cocok digunakan untuk belajar dan bekerja. ASUS ExpertBook B3 Flip akan menjadi partner sempurna untuk aku yang berprofesi sebagai guru. 

Bahkan bukan hanya guru, tapi juga bagi pelajar, mahasiswa, dosen maupun kalangan profesional lain yang membutuhkan laptop untuk mendukung aktivitas belajar sekaligus bekerja.

Kalau kamu sudah baca ulasanku di atas, kamu pasti setuju kalau ASUS ExpertBook B3 Flip benar-benar andal, kencang, tangguh, cerdas, multitasking, mumpuni dan banyak lagi sebutan yang cocok untuknya.

Tentu, aku akan merasa jadi guru paling beruntung seandainya aktivitas belajar dan bekerjaku didukung oleh ASUS ExpertBook B3 Flip. Dengan segala keunggulan yang ditawarkan laptop ini, aku bisa lebih memaksimalkan potensi yang aku miliki dan mewujudkan misi-misiku.

Sebagai guru pembelajar aku memiliki misi terus memperkaya diri dengan ilmu dan mencerdaskan siswa-siswiku.


Bismillah… semoga saja keinginanku memiliki laptop baru bisa segera terwujud.

Nah, sekarang bagaimana denganmu? Apakah kamu juga butuh teknologi pendukung untuk belajar dan bekerja? Kalau ya, kamu wajib mempertimbangkan ASUS ExpertBook B3 Flip untuk dijadikan kawan aktivitasmu.


Referensi: